Nasionalisme di Vietnam

ho-chi-minhGerakan nasionalisme terjadi pula di Vietnam. Gerakan ini diawali dengan peristiwa jatuhnya seluruh Indochina yang meliputi Laos, Kamboja, dan Vietnam ke tangan Prancis. Sejak Vietnam dikuasai Prancis, gerakan nasionalisme Vietnam mulai bangkit. Perjuangan ini dikarenakan kekangan penjajah yang sangat menyengsarakan rakyat Vietnam. Gerakan nasionalisme Vietnam terjadi melalui tiga periode, yaitu sebagai berikut:

  1. Periode 1913-1917 yang secara umum gerakan nasionalisme Vietnam dikendalikan oleh Kuang Phuc Hoi (Partai Restorasi Vietnam) di bawah pimpinan Phan Boi dan Phan Trinh. Gerakan tersebut bertujuan untuk menciptakan negara Vietnam yang modern.
  2. Periode tahun 1917-1930 yang ditandai dengan munculnya partai-partai politik, seperti, Partai Progresif Rakyat Vietnam, Partai Konstitusi, Partai Kebangsaan Vietnam, Gerakan Cao Dai, dan Partai Komunis Vietnam. Dari partai-partai tersebut, Partai Komunis Vietnam berhasil memegang dan mengendalikan gerakan nasionalisme Vietnam.
  3. Periode 1930-1954. Pada periode ini gerakan nasionalisme Vietnam terus dilakukan oleh partai komunis dalam menentang Prancis.

Dominasi Partai Komunis Vietnam semakin besar setelah Partai Nasionalis dihancurkan oleh Prancis. Di bawah pimpinan Ho Chi Minh, Partai Komunis Vietnam bercita-cita untuk merebut kemerdekaan Vietnam dari tangan Prancis. Pola perjuangan partai ini ternyata sangat menarik perhatian dan minat rakyat Vietnam. Karena gerakan yang digunakan Partai Komunis Vietnam ini bersifat radikal, maka Prancis segera menghancurkan perjuangan partai tersebut. Ho Chi Minh sebagai pemimpin Partai Komunis Vietnam berhasil melarikan diri ke Hongkong, kemudian pergi ke Rusia, Cina, dan akhirnya kembali ke Vietnam pada tahun 1942.

Selanjutnya setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, gerakan nasionalis Vietnam kembali berada di bawah kendali Ho Chi Minh. Dengan kekalahan Jepang tersebut, Ho Chi Minh segera memanfaatkan kesempatan dengan memproklamasikan kemerdekaan Vietnam pada tanggal 2 September 1945. Sementara itu, untuk menghadapi gerakan Partai Komunis Vietnam, pada tanggal 1 Juni 1949 Prancis (Vichy) segera membentuk negara boneka. Pembentukan negara boneka ini bertujuan untuk mempertahankan kolonialismenya. Ternyata pembentukan negara boneka tersebut menjadi pemicu terjadinya perang Vietnam (Vietnam Utara dan Vietnam Selatan). Dalam perang tersebut, Vietnam Selatan dibantu dan dikendalikan oleh kekuatan Prancis. Perang tersebut diakhiri dengan perundingan Jenewa. Amerika khawatir dengan kemenangan komunis di Vietnam dapat menyuburkan komunis di Asia Tenggara, akhirnya Amerika ikut campur di Vietnam. Terjadilah reaksi keras dari Vietnam, sehingga pecahlah Perang Vietnam I (1954-1964) dan Perang Vietnam II (1964-1975).

Sumber

Tarunasena. 2009. Memahami Sejarah SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *