Kebo, Sayangku
|Serius itu panggilan sayangmu kepada lelaki yang kamu cintai, Yanindra??? Kok nggak ada sisi romantisnya manapun. Mana sisi lucunya? Menurutku nggak ada kok sisi lucunya sama sekali, kayak acara-acara televisi yang niatnya bikin lucu tapi dengan cara-cara yang nggak gemesin malah terkesan gilanin. Lihatlah sebagian para artis di televisi yang berupaya menghibur, tapi mengesampingkan sisi edukatifnya sehingga lawakan mereka itu nggak bermutu, seperti ingin terlihat lucu seorang laki-laki berdandan seperti perempuan, menyiksa teman yang lain, mengatai orang-orang lain dengan tidak pantas. Mana sisi lucunya, Yanindra?
Kebo???
Panggilan sayang mu untuk yang kamu cintai mosok seperti itu. Menurut ku itu nggak gemesin, Yanindra. Mosok memanggil orang yang disayang kok dengan panggilan seperti hewan yang selama ini dianggap lambang kebodohan. Di dalam bahasa Jawa terdapat istilah ‘bodo longa-longo koyok kebo”. “Kebo nyusu gudel” satu lagi peribahasa dalam bahasa Jawa yang melambangkan sebuah kebodohan. Dimana orang tua menggantungkan hidup pada anak-anaknya.
Kebo itu katanya lambang dari kebodohan, Yanindra, beda dengan tikus yang katanya hewan yang cerdik.
Bukankah kancil hewan yang cerdik?
Bukan, Yanindra. Di negara kita ini, tikuslah binatang yang cerdik, apalagi tikus-tikus kantor. Mereka, para tikus, di desaku sudah nggak mau makan gabah lagi, melainkan tikus-tikus masa kini itu lebih suka makan uang untuk rakyat. Para tikus itu sangat pintar, bisa secara sembunyi atau terang-terangan mereka menghabiskan uang negara demi kepentingan perut mereka sendiri. Kalau mau ditangkap, mereka bisa lari dengan begitu cepat dan mencati lubang-lubang sempit untuk bersembunyi. Saking cerdiknya tikus, maka dijadikan lambang kebesaran yang dipakai oleh para koruptor.
***
Pada zaman dahulu banyak orang menggunakan nama-nama hewan, salah satunya adalah dengan nama kebo. Semisal ada yang namanya Kebo Kenongo, Kebo Anabrang, ada juga Kebo Ijo. Kebo ijo itu kalau nggak salah hidup sezaman dengan Ken Arok. Kebo Ijo lah yang dianggap sebagai pembunuh dari Tunggul Ametung, padahal Kebo Ijo tidak melakukannya sama sekali, Kebo Ijo hanya dijebak oleh Ken Arok. Masih ada lagi tokoh kebo yang mengalami hal yang sama dengan Kebo Ijo, yakni Lembu Sora, Lembu Sora adalah patih yang sangat berjasa pada awal kerajaan Majapahit. Akan tetapi gara-gara ada intrik di istana, ia difitnah tidak setia pada kerajaan. Maka Lembu Sora memberontak kepada Jayanegara untuk meminta keadilan.
***
Mosok ya Kebo sih, Yanindra?
Apa nggak ada panggilan lain yang lebih gemesin?
Lihat aja itu bentuk kerbau yang seperti demikian rupa. Nggak ada unsur gemesin sedikitpun. Kebo juga terkenal binatang yang jorok sukanya berkubang dan berkutat dengan yang kotor-kotor. Beda dengan sapi, yang memiliki bentuk kurang lebih sama. Yang membedakan antara kebo dengan sapi, selain warna dan ukuran bentuk tubuhnya, kebo itu jalannya pelan sekali, Yanindra. Teringat waktu aku masih kecil ikut mengembala kebo tetanggaku, biasanya aku naik dipunggung si biang kebo yang besar. Selain jalannya pelan, kebo itu lebih nurut dibandingkan sapi. Ya itu tadi, Yanindra, kebo itu katanya binatang bodoh. Kalau menurutku semua hewan itu binatang bodoh kok, soalnya mereka sama Tuhan tidak dibekali akal.
Pak SBY saja dulu sempat marah-marah lho, gara-gara saat demo ada yang membawa hewan tersebut, kebo. Pada tubuh si kebo yang kasar dan berwarna coklat kehitaman itu dituliskan nama, SiBuYa. Para pendemo mengumpakan SBY dengan kebo, yakni lamban dalam mengambil keputusan. Makanya para pembantu pak SBY pada sewot semua. Hal ini nggak mungkin bisa terjadi pada masa Orde Baru, dimana kebebasan yang diberikan dibatasi oleh peraturan. Bisa-bisa para pendemo itu bisa ditembak ditempat atau kalau nggak gitu keesokan harinya hilang.
Kembali ke masalah kebo
Apa nggak marah lelaki yang kamu cintai kamu panggil dengan panggilan sayang, kebo, Yanindra???
Kalau menuruku gambar partai yang berbaju merah itu mirip dengan kebo, betul nggak Yanindra?