Mengingat Kembali

budi-gunawanDia itu muridmu yang dulu Om” Kata seorang wanita yang ada di depan ku. Aku dari tadi masih nggak percaya kalau gadis yang sudah beranjak dewasa ini dulu merupakan muridku. Apa mungkin dunia sudah cepat berubahnya sehingga aku sudah tidak mengenali Dia, Yanindra. Aku benar-benar pangling, Yanindra. Soalnya Dia tidak seperti yang sekarang ini. Kurang lebih dua tahunan kami nggak bertemu, Yanindra. Jadi wajar kan kalau aku lupa dengan Dia. Tapi kalau dengan pak Budi Gunawan, aku nggak bakal lupa, Yanindra. Bapak bintang tiga yang memiliki kumis tidak kalah tebal dari Pakdhe Karwo itu aku masih ingat meski sudah dua tahunan kasusnya hilang ditelan kasus-kasus yang lain.

Ya seperti itu, Yanindra

Kamu seharusnya hafal dengan nama murid-muridmu

Wajar kan aku sudah agak lupa dengan murid-muridku. Setiap tahun ajaran baru kan selalu datang dan pergi sesuka hati para murid itu, Yanindra. Kalau aku disuruh menghafal semua nama-nama muridku, mau jadi apa aku Yanindra. Sudah ku mohon jangan bebani aku dengan harus menghafal nama-nama orang, soalnya otak ku ini sudah dipenuhi banyak nama-nama tokoh sejarah baik dari zaman pra-aksara hingga masa reformasi. Masihkah kamu paksa aku untuk mengingat semua nama-nama orang dimuka bumi ini, Yanindra???

Nggak mungkin aku bisa hafal semua murid-murid ku, Yanindra. Jumlahnya begitu banyak dan setiap tahun mengalami pergantian. Padahal pada tahun ajaran ini saja aku belum mengenal semua muridku, tahun depan sudah ganti lagi. Kayak kasus kejahatan di Indonesia ini, satu kasus belum selesai sudah ganti dengan kasus lainnya. Sehingga kasus yang awal mulai sedikit-sedikit dilupakan dengan adanya kasus yang baru.

Masih ingat dengan kasus Century, Yanindra???

Itu lho yang sidangnya berhari-hari dari pagi sampai sore, yang katanya melibatkan banyak orang-orang besar. Kasus itu menurutku belum mencapai jalan terang. Sekarang ganti dengan adanya kasus kopi Sianida yang sidangnya hampir beberapa minggu sekali. Kalau nggak salah sekarang sudah sidang ke-16.

***

Belum sempat hafal, sudah ada murid-murid baru lagi, begitulah kiranya suka duka dari guru les, Yanindra. Cara belajar di les-lesan beda dengan di sekolahan. Tapi, sebenarnya otak ku ini memiliki memori panjang untuk mengingat sesuatu, Yanindra. Kalau tidak mana mungkin aku menjadi guru sejarah, Yanindra. Aku kadang mulai lupa, tapi kalau ada sesuatu yang mengingatkan dan itu masih ada dalam database memori otakku, mesti aku akan ingat kok Yanindra. Itu menunjukkan bahwa aku masih manusia biasa, Yanindra, bukan seperti anggapan dari mbak-mbak gemes yang memuja-muja ku lebih dari mereka memuja Tuhannya. Heuheuheu

itu dulu muridmu, yo Om, yang dulu sering om goda” kata gadis di depan ku menyakinkan ku.

Kalau dengan pak Budi Gunawan aku nggak begitu lupa, Yanindra. Kalau nggak salah pak BG mau diangkat presiden Jokowi menjadi kepala BIN menggantikan bang Yos yang partainya kini sedang terbelah menjadi dua. Memori tetang pak BG itu lebih melekat kuat dalam orakku dari pada aku harus menghafal semua nama muridku. Paling aku hanya mengingat beberapa murid yang gemesin saja, kalau yang biasa-biasa saja mudah dilupakan.

Kalau pak BG beda, Yanindra

Soalnya beberapa tahun yang lalu itu membuat gempar perpolitikan negeri ini. Saat itu kalau nggak salah pak BG, begitulah orang-orang menyebutnya, dicalonkan menjadi Kapolri baru. Tapi sebelum pak BG mengikuti uji kepantasan di depan anggota DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan bahwa pak BG terlibat dalam kasus korupsi. Kalau nggak salah yang mengumumkannya itu pimpinan KPK antara lain Pak Abraham Samad dan Pak Bambang Widjoyanto.

Komjen BG tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana Korupsi penerimaan hadiah atau janji pada saat yang bersangkutan menduduki jabatan Kepala Biro Pembinaan Karir dan Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Mabes Polri 2003-2006, serta saat menduduki jabatan lainnya di Kepolisian RI” kata pak Abraham Samad kala itu sambil beberapa kali tersenyum puas.

Orang pada saat itu bilang bahwa penetapan tersangka pak BG lebih bernuansa politis. Kok seakan-akan waktunya hampir bersamaan antara akan adanya uji kelayakan dengan penetapan yang dilakukan oleh KPK.

Nah setelah penetapan itu terjadi kegaduhan di negeri ini, Yanindra

Tiba-tiba semua pimpinan KPK dilaporkan ke kepolisian karena berbagai indikasi terkait kasus kejahatan.

Begitu pula kasus salah satu penyidik KPK, Novel Baswedan, yang sudah luuuama dibuka kembali.

Ini mengingatkan kita bahwa kasus Cicak vs Buaya jilid baru telah dimulai

Kasus ini kemudian ditutup dengan sensasi yang dibuat oleh Hakim Sarpin. Yang Mulia Hakim Sarpin kemudian memutuskan dalam sidang pra-peradilan bahwa Mantan Ajudan Megawati ini tidak bersalah sehingga kasus ditutup.

Kasusnya ditutup, ya wajar saja kalau Pak BG sekarang dicalonkan kembali untuk menduduki posisi penting, yakni Kepala BIN oleh presiden Jokowi. Itu kan haknya pak Presiden mengangkat pembantunya. Aku hanya rakyat jelata yang tidak bisa berbuat apa-apa, Yanindra.

***

Bantu aku untuk mengingat kembali siapa gadis yang katanya dulu pernah aku goda ini, Yanindra.

Kamu mau kan???

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *