Pengunduran Menteri Menjelang Berakhirnya Orde Baru
Berbagai aksi dilakukan oleh mahasiswa guna menuntut adanya reformasi. Para mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR. Akhirnya, tuntutan mahasiswa tersebut mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR/MPR. Pada tanggal 18 Mei 1998, pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Namun, himbauan pimpinan DPR/MPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri dianggap sebagai pendapat pribadi oleh pimpinan ABRI. Oleh karena itu, ketidakjelasan sikap elite politik nasional telah mengundang banyak mahasiswa untuk berdatangan ke gedung DPR/MPR.
Untuk menyikapi perkembangan yang terjadi, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Hasil pertemuan tersebut antara lain:
- Presiden Soeharto mengumumkan tentang pembentukan
- Dewan Reformasi, perombakan Kabinet Pembangunan VII
- Segera melakukan Pemilu, dan tidak bersedia dicalonkan kembali.
Namun, usaha Presiden Soeharto tersebut tidak dapat dilaksanakan karena sebagian besar orang menolak untuk duduk dalam Dewan Reformasi dan seorang menteri menyatakan mundur dari jabatannya. Selain itu Presiden Soeharto ditinggalkan para pembantunya. Para menteri menyikapi keadaaan dengan cara mengundurkan diri dari Kabinet Pembangunan VII. Keadaan itu merupakan bukti bahwa Presiden Soeharto telah menghadapi krisis kepercayaan, baik dari para mahasiswa, aktivis LSM, pihak oposisi, para cendekiawan, tokoh agama dan masyarakat, maupun dari kawan kawan terdekatnya
Pengunduran para menteri ini dimulai pada tanggal 17 Mei 1998, Abdul Latief selaku menteri Pariwisata, Seni dan budaya mengundurkan diri dengan alasan masalah keluarga.
Pada tanggal 20 Mei 1998, terdapat 14 menteri yang mengundurkan diri, yakni:
- Akbar Tandjung
- M Hendropriyono
- Ginandjar Kartasasmita
- Giri Suseno Hadihardjono
- Haryanto Dhanutirto
- Justika S. Baharsjah
- Rachmadi Bambang Sumadhijo
- Rahardi Ramelan
- Subiakto Tjakrawedaya
- Sanyoto Sastrowardoyo
- Sumahadi
- Theo L. Sambauaga
- Tantri Abeng
Mundurnya berbagai menteri tersebut mendesak Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri. Pengumuman pengunduran presiden Soeharto dilakukan pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 di Istana Merdeka, Jakarta.
Related Posts
-
Faktor Penyebab GOLKAR selalu menang Pemilu Orde Baru
Tidak ada Komentar | Jan 12, 2020
-
Reformasi
Tidak ada Komentar | Des 2, 2015
-
Pemilu Presiden Pasca Reformasi
Tidak ada Komentar | Jan 15, 2018
-
Program Kerja Kabinet Gotong Royong
Tidak ada Komentar | Mei 20, 2016
About The Author
doni setyawan
Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih