Surat undangan yang tak diundang

doniGimana ya rasanya datang ke pernikahan mantan pacar? Padahal mantan pacar itu merupakan kekasih yang masih menghinggapi dihati. Mantan pacar yang sulit dilupakan. Bayang-bayang mantan pacar yang menari-nari di atas penderitaanmu. Sulit rasanya ketika menerima undangan pernikahan itu. Sulit rasanya untuk bisa mengerti keadaan yang telah terjadi. Mungkin sesulit saat Mbak Mega menerima undangan dari Pak SBY untuk menghadiri upacara 17 Agustus untuk memperingati kemerdekaan. Ingin rasanya mengganti nama si pria dengan nama lainnya.

Itu merupakan perasaan dari temanku, Yanindra.

Minggu kemarin ia mendapatkan surat undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan mantan. Ia meminta saranku apakah datang atau tidak, Yanindra. Aku bingung, soalnya aku tidak berpengalaman soal itu. Masalah mantan dan mantan kan yang paling ahli kamu, Yanindra. Sudah berapa kali kamu gonta-ganti pasangan, mungkin sudah tidak terhitung lagi. Dari kakak kelas, kakak tingkat waktu kuliah, hingga adik tingkat pernah sementara waktu mengisi kekosongan hatimu.

Mesti dari mantan-mantan mu itu sudah menikah kan Yanindra???

Kalau mantan ku, lebih tepatnya sih mantan taksiran, belum ada yang menikah. Oleh sebab itu saat diminta pertimbangan untuk datang atau tidak aku hanya plonga-plongo koyok kebo, Yanindra. Aku tidak tahu apa nasihat yang harus aku berikan. Soal nasehat menasehati, aku tidak bisa seperti Krisna saat menasehati Arjuna ketika harus menghadapi kakeknya sendiri, Bisma. Ketika Arjuna ragu, Krisna datang dengan memberikan petuah, yang pada akhirnya Arjuna menguatkan hati untuk berperang melawan Bisma.

Aku tahu sebenarnya perasaan dari temanku, Yanindra. mesti sakit sekali ketika menerima sepucuk surat undangan itu. Sepucuk surat undangan yang tidak diharapkannya. Bukan karena bentuk dari suratnya melainkan isi dari surat itu. Tertulis nama gadis yang selama ini dipuja kala siang dan malam selalu terbayang sebelum mata terpejam. Kini harus berpasangan dengan bukan dirinya, melainkan dengan lelaki lain.

Kalau mungkin waktu bisa diputar

Bilamana waktu bisa diulang kembali

Andaikan waktu lalu bisa dirubah

Sayang… Semua sudah terlanjur terjadi. Ketika bunga-bunga masih bermekaran dihatinya, sayang cinta si gadis bukan untuknya melainkan untuk lelaki lain, lelaki yang juga mencintai si gadis seperti cinta teman ku kepada gadis tersebut. Cinta tidak bisa dipaksa, cinta menjalani apa adanya, yang terjadi bukan dunia maya, akan tetapi ini adalah dunia realita. Kadang cinta tidak harus berujung pada pemersatuan dua insan. Kadang cinta sejati harus mampu melepaskan yang cintai menemui kebahagiaan yang mungkin akan didapatkan dari pria lain. Heuheuheu

Sory Yanindra, kalau aku agak ngawur, soalnya gimana lagi, lha wong aku juga bingung harus memberikan saran bagaimana.

***

Pada masa pemerintahan Pak SBY selama dua periode, setiap tanggal 17 Agustus mesti dilaksanakan upacara bendera untuk memperingati kemerdekaan. Upacara tersebut dihadiri oleh banyak tokoh nasional hingga internasional. Baik itu para menteri, anggota DPR, atau pejabat lainnya hingga para mantan presiden dan wakil presiden serta undangan dapat dipastikan datang kalau tidak memiliki agenda lain. Akan tetapi selama 10 tahun pemerintahan Pak SBY, Mbak Mega tidak pernah datang untuk mengikuti upacara bendera tersebut. Padahal Mbak Mega merupakan sosok penting negeri ini, selain sebagai presiden wanita pertama di Indonesia, Bapak beliaulah yang membacakan proklamasi dan Ibu beliaulah yang menjahit bendera saat proklamasi 17 Agustus 1945. Tapi nyatanya 10 tahun beliau tidak mengikuti upacara bendera di istana. Katanya sih di undang akan tetapi beliau belum berkenan datang. Entah ada apa sehingga membuat Mbak Mega enggan berkenan datang. Tapi upacara yang kemarin, saat yang menjadi Pembina upacaranya Pak Jokowi, Mbak Mega datang kok.

Apa temanku aku beri nasihat agar mencontoh Mbak Mega yang nggak datang saat diberi undangan ya Yanindra?

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *