Bentuk Karya Sastra Peninggalan Islam

babad tanah jawiMasuknya agama Islam ke Indonesia membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan adanya karya sastra yang bercorakan Islam. Sebelum Islam masuk, para Mpu sudah bisa menghasilkan karya sastra yang luar biasa dengan corak agama Hindu-Budha. Kalau sebelumnya karya sastra berbentuk kakawin, pasca masuknya Islam kemudian muncul karya sastra berupa Babad, Hikayat dan Suluk.

Babab

Babad  ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.

  1. Babad Tanah Jawi. Kitab ini berisi silsilah raja-raja Jawa dimulai dari Nabi Adam sampai dengan Bathara Guru. Bathara Guru bertakhta di Suralaya berputra lima orang di antaranya adalah Bathara Wisnu yang kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau Jawa dengan gelar Prabu Set. Jadi, Bathara Wisnulah yang menurunkan raja-raja Jawa.
  2. Babad Demak. Kitab ini berisi tentang kisah berdirinya Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden Patah dan Wali Songo. Sebelum Kerajaan Demak berdiri, telah ada tanda-tanda yaitu pindahnya sinar cahaya kekuasaan dari Majapahit ke Demak.
  3. Babad Giyanti. Kitab ini berisi tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi di Surakarta sampai dinobatkannya menjadi Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta.

Hikayat

Hikayat ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah  dan sebagainya.

  1. Hikayat Hang Tuah. Hang Tuah, adalah orang yang bertuah. Tuah berarti bahagia dan selamat. Laksamana berarti mempunyai tanda atau keutamaan. Dengan demikian, hikayat ini berisi tentang kesetiaan dan keperwiraan seorang laksamana Kerajaan Malaka bernama Hang Tuah bersama empat orang sahabatnya, yakni Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, dan Hang Kesturi yang berhasil menjadi orang besar.
  2. Hikayat Amir Hamzah. Hikayat ini berasal dari Timur Tengah setelah masuk ke Indonesia (Jawa) mendapat banyak tambahan dan disesuaikan dengan kebudayaan Jawa sehingga dikenal dengan Serat Menak. Tokohnya adalah Amir Hamzah yang di masyarakat Jawa disebut Wong Agung Menak atau Wong Agung Jayenglono. Inti ceritanya adalah adanya peperangan antara Amir Hamzah dengan mertuanya yang masih kafir yakni Raja Nursewan dari Kerajaan Madayin. Peperangan ini bisa terjadi akibat akal licik dan fitnah dari Patih Bestak dari Kerajaan Madayin.

Suluk

Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, para sufi sering mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya:

  1. Suluk Sukarsah. Isinya menceritakan Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati untuk men- dapatkan kesempurnaan. Dalam uraiannya, tampak banyak persamaan dengan cerita Dewa Ruci, yaitu sewaktu Bima berguru kepada Begawan Dorna (dalam cerita pewayangan “Bima Mencari Air Suci)
  2. Suluk Wijil. Isinya mengenai wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wijil. Wijil adalah seorang kerdil bekas abdi raja Majapahit.
  3. Suluk Malang Semirang. Isinya menceritakan tentang orang yang telah mencapai kesempurnaan, lepas dari ikatan-ikatan syari’ah dan berhasil menyatu dengan Tuhan

Sumber:

Imtam Rus Ernawati, Nur Siwi Ismawati. (2009). Sejarah : Kelas XI Untuk SMA/MA Program Bahasa. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional

Untuk materi lebih lengkap tentang MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

No Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *