Cerita na na na na…

kerja nyataAku itu orangnya suka diskusi, Yanindra. Menggali informasi dari dialog yang aku lakukan dengan orang lain itu terkadang membuat aku bak seorang filsuf saja. Aku mau berdiskusi dengan siapa saja dan dengan tema apa saja, meski sebenarnya aku lebih suka diskusi tentang sejarah, sepak bola, olahraga lainnya atau bahkan diskusi tentang politik negeri ini yang terhitung lumayan gemesin.

Tadi pagi saat aku sedang duduk-duduk di bangku sebuah taman, ada seorang wanita yang menghampiri ku, Yanindra.

Kalau nggak salah namanya Nana

Itu dulu murid ku

Sekarang sudah menempuh pendidikan tingkat lanjut. Orangnya cantik, pinter, baik, sholehah, entah apalagi kata pujian yang pantas untuk dirinya. Kalau dalam bahasa sehari hariku, muridku dulu kini sudah menjadi mbak-mbak yang gemesin. Mesti dikemudian hari nanti akan banyak laki-laki yang memperebutkan cintanya. Cantik secara lahir dan batin, itulah yang laki-laki cari dari seorang wanita. Meski terkadang mungkin tidak bisa didapatkan seutuhnya. Kalau muridku yang satu ini mungkin bisa dikatakan wanita yang mendekati sempurna. Sebut saja namanya nana.

Nana itu orangnya pinter, Yanindra. Dari kelas satu sampai kelas tiga Nana selalu memperoleh peringkat pertama. Aku merupakan wali kelas bagi Nana. Dia merupakan primadona bagi kelas dan sekolah. Dialah kebanggan ku bagi seorang wali kelas, walaupun terkadang wali kelas tidak memiliki arti apa-apa dan sering dilupakan saat siswanya menang dan dipersalahkan kalau saat siswanya kalah. Nasib wali kelas tidak seindah nasib para wali songo.

Selain pinter, Nana juga jago lho diberbagai bidang olahraga, seperti pencak silat dan juga ping pong. Dua olahraga yang aku nggak bisa, selain renang, senam bilyard bowling dan golf serta mungkin banyak lagi olahraga yang tidak aku kuasai. Untuk kedua olahraga yang aku sebutkan terakhir, bowling dan golf, itu memang aku nggak pernah memainkannya, Yanindra. Gembel semacam aku ini nggak pantes main olahraga yang khusus untuk orang-orang kaya tersebut.

Kok aku jarang sekali lihat kamu olahraga ya Yanindra?

Serius kamu suka bulutangkis, Yanindra?

Oh iya, kapan-kapan kalau ada waktu luang boleh kok nanti main bulutangkis sama Nana. Soalnya Nana juga jago maen Bulutangkis.

Oh ya ngomong-ngomong soal Bulutangkis

Bulutangkis adalah olahraga paling berprestasi di negeri ini, Yanindra. Olahraga yang membawa bangga nama Indonesia. Mendali emas dalam Olimpiade yang diraih Indonesia, semua berasal dari cabang olahraga ini. Susi Susanti dan Alan Budikusuma merupakan penyumbang medali emas pertama bagi Indonesia pada olimpiade Barcelona (1992) masing-masing pada tunggal putri dan tunggal putra. Pada Olimpiade Atlantan (1996), perolehan medali emas berlanjut bagi kontingan Indonesia dipersembangkan oleh Rexy Mainaky dan Ricky Subagja dalam nomor ganda putra.

Perolehan medali emas kemabli berlanjur pada Olimpiade di Sydney (2000), Athena (2004) dan Beijing (2008). Pada Olimpiade tersebut medali emas dipersembahkan oleh atlet bulutangkis Indonesia, Toni Gunawan-Candra Wijaya (2000), Taufik Hidyat (2004), dan Markis Kido-Hendra Setiawan (2008) . Untuk Olimpiade London (2012), tim bulutangkis Indonesia harus babak belur tanpa mendapatkan medali apapun.

Olimpiade Rio de Jeneiro (2016), tim bulutangkis Indonesia memberikan kado istimewa kemerdekaan Indonesia ke-71 dengan memberikan medali emas atas nama Liliyana Natsir dan Tantowi Ahmad. Tepat pada tanggal 17 Agustus 2016, Butet dan Owi memberikan kado yang luar biasa bagi Indonesia. Yang lebih sensasional, musuh yang dikalahkan adalah dari negara tetangga yang sering berisik. Heuheuheu

Kembali ke Nana, Yanindra.

Kami asyik sekali ngobrol sana sini, eh nggak kerasa sudah sore, sesuatu itu kalau dilakukan dengan senang kadang membuat waktu terasa cepat. Akhirnya kami berpisah Yanindra. Tapi tadi sempat kami bertukaran pin BB, untuk tetap bisa menjalin silaturahmi

Nama panjang muridku itu adalah Na na na na…

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *