Filipina pada masa Perang Dunia II

philippines-flagPada Perang Dunia II, wilayah Filipina tidak luput dari serangan Jepang. Penyerangan Jepang terhadap Filipina merupakan bagian dari strategi Perang Asia Timur Raya yang dilakukan secara bersamaan terhadap Pearl Harbour dan Malaya. Penyerangan ke Pearl Harbour dilakukan pada 8 Desember 1941 waktu Tokyo, atau 7 Desember 1941 waktu Hawai. Berita penyerangan tersebut telah diterima pada 8 Desember 1941 pukul 02:30 waktu Manila.

Penyerangan Jepang ke Filipina menpunyai 3 tujuan strategis, yaitu:

  1. Agar Filipina tidak digunakan lagi sebagai pangkalan militer Amerika.
  2. Untuk mendapatkan pangkalan dan pusat pembekalan yang lebih dekat bagi tentara Jepang dalam rangka operasi selanjutnya ke Hindia-Belanda.
  3. Untuk mengamankan jalur komunikasi dan logistik antara daerah yang berhasil merebut di selatan dan kepulauan Jepang.

Jepang meluncurkan serangan mendadak di Pangkalan udara Clark di Pampanga, Filipina pada 8 Desember 1941, hanya sepuluh jam dari serangan Pearl Harbour. Pengeboman udara diikuti dengan mendaratnya pasukan Jepang di Luzon. Pertahanan Filipina dan tentara Amerika Serikat dibawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur. Dibawah tekanan beberapa pejabat tinggi, pasukan-pasukan pertahanan mengambil alih Bataan Peninsula dan Pulau Corregidor di Teluk Manila. Untuk menghadapi serangan Jepang, USA dan Filipina membentuk kesatuan militer USAFFE (United State Arny Forces in the For East).

Ibukota Negara, Manila, mengumumkan sebuah kota terbuka untuk mencegah penghancurannya, diduduki oleh tentara Jepang pada 2 Januari 1942. Pertahanan Filipina berlanjut sampai pengakuan kekalahan dari tentara Amerika Serikat-Filipina di Bataan Peninsula pada April 1942 dan di Corregidor pada bulan Mei di tahun yang sama. Lebih dari 80.000 tahanan perang ditangkap tentara Jepang di Bataan yang terpaksa melakukan barisan kematian Bataan sebelum sampai di kamp penjara 150 km utara. Diperkirakan 10.000 orang Filipina dan 1.200 orang Amerika mati sebelum sampai tujuan. Presiden Quezon dan Osmena telah menyertai para tentara ke Corregidor dan nantinya bertolak ke Amerika Serikat, dimana mereka membuat pemerintahan di pembuangan. Mac Arthur diperintahkan ke Australia, dimana dia memulai merencanakan untuk kembali ke Filipina.

Penguasa militer Jepang secepatnya memulai mengorganisir sebuah struktur pemerintahan yang baru di Filipina dan mendirikan komisi eksekutif Filipina. Pada mulanya mereka membuat sebuah perwakilan Negara bagian. Seterusnya yang mana mereka memimpin urusan rakyat sipil hingga Oktober 1943, saat mereka mendeklarasikan Filipina sebagai sebuah republik merdeka. Jepang mensponsori republik dikepalai oleh presiden Jose P. Laurel.

Pada mulanya Jepang di terima dengan baik, karena di anggap sebagai pembebas dan menjanjikan kemerdekaan kepada Filipina. Maka mulailah Jepang memainkan peranannya dengan menggunakan semboyan “Asia for the Asiatic” (Asia untuk Asia ) Jepang menunjuk para pemimpin rakyat agar mau bekerja sama dengan Jepang antara Lain : Yose P Laurel, Benigno, Ramon Avancena, Manuct Roxas dan sebagainya.

Dalam bidang politik, pemerintah militer Jepang membentuk organisasi pemerintahan pusat Filipina yang bernama Executive Commission yang terdiri dari tujuh departemen. Dengan terbentuknya pemerintahan sipil, pemerintah militer Jepang pada tanggal 14 Oktober 1943 memproklamasikan kemerdekaan Filipina dengan menunjuk Jose P. Laurel sebagai presiden Filipina.

Dalam bidang pendidikan tujuan yang sebenarnya Jepang adalah untuk menghilangkan pengaruh kebudayaan barat.Ini di jalankan dengan propaganda pengajaran Jepang, dengan maksud untuk kepentingan perang. Usaha-usaha utama yang di lakukan ialah mendirikan sekolah-sekolah dasar.sebab dalam tingkat ini sudah untuk mempengaruhi atau dimasuki propaganda Jepang. Selain itu juga mendirikan sekolah kejuruan,kursus-kursus pertanian. Dalam pelajaran Formal di berikan sejarah Filipina dalam bahasa Togaloh atau Togalog. Tapi karena kondisi sosial ekonomi tidak ada masyarakat yang bergairah untuk memasukan anak-anaknya ke sekolah.

Namun demikian seluruh urusan pemerintahan selalu dalam pengawasan pemerintah militer Jepang. Dalam bidang ekonomi, pemerintah militer Jepang bermaksud mengeksploitasi seluruh sumber daya alam yang ada di Filipina untuk kepentingan industri dan tentaranya. Industri dan perdagangan sangat menderita dan pertanian mengalami kemunduran, sebab banyak peatni yang enggan mengerjakan tanahnya. Rakyat dipaksa menanam kapas untuk kepentingan Jepang. Sehingga harga-harga barang tinggi, sebaliknya nilai mata uang merosot maka di sebutlah dengan istilah Micky Mouse Money.

Akhirnya pendudukan Jepang di Filipina ditentang gerakan bawah tanah dan gerilya. Tentara Filipina melanjutkan untuk melawan Jepang dalam perang gerilya dan betul-betul dipertimbangkan sebuah unit pembantu dari tentara Amerika Serikat. Keefektifan mereka seperti saat akhir perang, Jepang menguasai 12 provinsi dari 44 provinsi yang ada. Unsur utama dari perlawanan di pusat Luzon dilengkapi oleh Huk Balahap “Tentara rakyat melawan tentara Jepang”, yang memiliki 30.000 tentara dan meluaskan kendali mereka ke luar Luzon.

Hukbalahab

Organisasi gerilyawan muncul untuk mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Para petani yang tergabung dalam Gerakan Hukbalahap yaitu gerakan di bawah tanah. Mereka melawa Jepang secara bergerilya, gerkan-gerakan itu antara lain :

  1. Gerakan Hukbalahab, di bawah pimpinan Luis Taruc yang beroperasi di Luzon Tengah.
  2. Gerkan gerilya di Manila di bawah Anderson.
  3. PQOG ( Presiden Quezons Owi Guirellas ) di Suzon Selatan di bawah pimpinan W.Q.Vinzons.
  4. Gerakan di Visayas di bawah pimpinan Ruuperto KengTeon.

Gerakan Hukbalahab merupakan yang terkenal. Gerakan Huk ini terdiri dari petani yang menduduki tanah-tanah milik tuan tanah yang pergi ke kota. Mereka kalau siang mengerjakan tanah, kalau malam mengangkat senjata melawan Jepang. Pimpinan-pimpinan hHuk antara lain : Luis Taruc, Pedro Alejondrino Vicente Lova dan Abad Santos. Gerakan ini juga mengeluarkan surat kabar yang bernama : Ing Masale, yang merupakan media para petani, terbit pertama kali pada permulaan Oktober 1942.

Tujuan Gerakan Hukbalahab :

  1. Melawan Jepang
  2. Mengadakan pembaharuan tanah
  3. Memperthankan tanah-tanah milik tuan-tuan yang telah pergi ke kota.

Perlawanan ini berlangsung kurang lebih selama 3 tahun dan teryata banyak berhasilnya dan selama itu berhasil membunuh lebih kurang 25.000 Jepang. Selain gerakan Hukbalahab sebagai bentuk perlawanan terhadap Jepang, rakyat Filipina juga melakukan peperangan di kawasan perairan yaitu Perang Laut Filipina dan Perang di Selat Surigao.

Perang Laut Filipina

Tahun 1944 terjadi pertempuran penting di Pasifik. Perlahan tapi pasti, angkatan laut Amerika dan kapal perangnya melalui jalur sebelah utara Australia. Pulau Saipan Dan Tinian di bombardir oleh konvoi dan kapal perang Amerika pada bulan Juni dan setelah itu mereka membangun pangkalan di Guam. Sementara itu kapal perang besar dikerahkan di laut Filipina dari pesisir Pasifik. Pada tanggal 19 Juni perang laut Filipina dimulai. Perang ini terutama merupakan pertempuran udara di atas Guam. Hasilnya Amerika berhasil menghancurkan 402 pesawat tempur Jepang. Dan Amerika kehilangan 17 persawat tempur yang hancur dan 4 kapal perang mereka dirusak Angkatan Udara Jepang. Dengan menghancurkan sebagian besar pesawat tempur Jepang, armada Amerika buru-buru menuju ke barat dalam rangka untuk membujuk kapal Jepang meninggalkan wilayah tersebut.

Pencarian dengan pesawat-pesawat dilakukan untuk menentukan dimana posisi musuh. Kontak dengan armada Jepang dilakukan pada sore hari tanggal 20 Juni. Akan tetapi Amerika malah membombardir dan buru-buru berjuang untuk menyerang dan menenggelamkan 2 kapal induk Jepang, 2 kapal perusak, 1 kapal tangki, dan kemudian mereka menghancurkan lagi 3 kapal induk, 1 kapal perang, 3 kapal pesiar, 1 kapal perusak, dan 3 kapal tangki. Sementara Amerika menderita kerusakan 16 pesawat di tembak jatuh dan 73 jatuh sendiri karena kehabisan bahan bakar. Perang di laut Filipina ini mencegah Jepang menguasai daerah Marianas. Di sisi lain sudah pasti kemudian pulau itu direbut oleh Amerika.

Perang di Selat Surigao

Tentara Jepang di sebelah selatan dating dari Singapura memasuki Selat Surigao yang sempit pada jam malam tanggal 25 Oktober. Tugas tentara Amerika yang dikepalai oleh Laksamana J. B Oldendorf adalah menunggu tentara Jepang dalam kesunyian. Komandan Jepang, tidak menduga bahwa kedatangannya telah diketahui, mereka terus menyusuri selat tersebut dengan percaya diri. Saat yang tepat ketika kapal Jepang dalam jarak tembak meriam besar Amerika, Oldendorf member isyarat untuk menyerang. Kapal induk, kapal perusak dan kapal perang Jepang di serang dengan dahsyatnya. Laksamana Nishimura pun tidak diketahui apakah terkena serangan tersebut atau tidak. Sementara Amerika hanya kehilangan 1 kapal perusak.

Tentara sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur mendarat di Leyte, pada 20 Oktober 1944 diikuti pendaratan di bagian negara yang lain, dan sekutu menekan hingga Manila. Peperangan berlangsung hingga kekalahan resmi Jepang pada 2 September 1945. Filipina menderita kerugian yang besar mulai dari kehilangan jiwa dan kerusakan fisik yang amat hebat saat peperangan usai. Sebuah perkiraan, 1 juta orang Filipina terbunuh, dan kota Manila benar-benar rusak parah. Jepang tidak mengumumkan Filipina sebagai kota terbuka seperti yang dilakukan Amerika Serikat pada 1942.

Pendudukan Jepang di Filipina berakhir ketika pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Mac Arthur kembali ke Filipina dan berhasil menghancurkan pertahanan Jepang dan di bom atumnya kota Nagasaki da Hirosima pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945 oleh Sekutu sehingga membuat jepang harus menyerah kepada Sekutu.

Untuk materi lebih lengkap tentang Perang Dunia dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Politik Global silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Jikalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih