Lebaran sebentar lagi

petani desa menggerPuasa tahun ini agak istimewa, Yanindra. Soalnya aku dan kamu bisa berpuasa secara bersama-sama. Bersama disini bukan maksudnya kita berada dalam tempat yang sama, kamu di rumah ku. Melainkan bersama dalam hal ini adalah kebersamaan waktu. Jarang sekali lho momen-momen seperti ini tercipta. Biasanya awal puasa nggak bareng ada versi pemerintah, ada versi organisasi agama. Ya inilah namanya kemajemukan, kebhinekaan. Dalam bidang agama saja kita bisa saling terjadi perbedaan apalagi dalam bidang kemasyarakatan.

Puasa tahun ini istimewa, Yanindra

Pada tanggal 6 Juli secara resmi puasa di negeri ini dimulai. Meski demikian ada beberapa kelompok yang mendahului puasa. Itu sudah hal yang wajar, baik itu dari Orde Lama, Orde Baru hingga Orde paling baru itu sudah terjadi. Tapi yang teristimewa adalah sebagian besar umat Islam puasa pada hari yang sama. Organisasi besar baik itu Nahdatul Ulama maupun Muhammadiyah akhirnya bisa sepakat dalam menentukan awal Ramadhan.

Tapi pada hakitkatnya, pelaksanaan puasa masih sama dengan tahun tahun yang lalu,terutama di desa ku, Mengger. Masih banyak orang yang tidak menjalankan ibadah. Salah satu alasannya adalah pekerjaan yang berat sehingga tidak mampu kalau seharian tidak makan dan minum. Kalau menahan syahwat, mungkin bisa saja, Yanindra. Namun kalau tidak makan dan minun itu cukup sulit. Soalnya waktu puasa kali ini berbarengan dengan waktu panen jagung. kalau tidak segera dipanen, tanaman jagung bisa rusak.

Ibadah urusan akhirat kalah dengan musim panen yang urusan dunia???

Boleh saja kok Yanindra kamu berpikiran seperti itu, lha wong itu memang kenyataannya. Kalau memang kenyataan yang dibuka saja, walaupun itu kenyataan yang pahit.

Puasa tahun ini berbarengan dengan musim panen jagung sehingga tenaga penduduk desa ku terkuras untuk memanen jagung. Dari pagi sampai siang hari mereka berada di tanah baon untuk memanen jagung. Bisa memanen di lahannya sendiri, atau nggak begitu kerja memanen jagung di lahan orang lain. Dari pagi sampai siang, kadang sampai sore, itu tidak terjadi sehari dua hari saja, Yanindra, melainkan berhari-hari. Dengan terik matahari yang begitu luar biasa, kemungkinan kecil mereka akan kuat menahan haus soalnya banyak cairan yang terkuras.

Kalau kamu kan enak, Yanindra. Tidak seperti penduduk di desa ku, Mengger. Sebagian besar dari kami adalah pekerja kasar, salah satunya adalah sebagai buruh tani. Pekerjaan kami ya mengurus tanaman di lahan pertanian. Kami gajiannya setiap kurang lebih empat bulan sekali, tidak seperti pejabat yang setiap bulan digaji malah menjelang lebaran seperti ini akan mendapatkan gaji 13 maupun 14an. Kalau kami sebagai buruh tani ya tidak mendapatkan apa-apa kalau tidak bekerja. Mana mungkin kami dapat merayakan lebaran kalau kami tidak memiliki uang.

Berada di bawah terik sinar matahari yang panasnya luar biasa, rela kami lakukan demi mendapatkan uang. Uang nanti bisa digunakan untuk membeli baju lebaran, buat menyiapkan hidangan saat lebaran, atau buat nanti anak-anak kami masuk sekolah. Biaya sekolah juga tidak murah. Seperti kami mau mencari pendidikan yang berkualitas, mesti akan mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan. Oleh sebab itu kami ya sekolah ala kadarnya, sekolah yang penting masuk dan bisa membayar biayanya. Masalah anak bisa menjadi pintar itu masalah nomor sekian.

Sebenarnya bukan masalah panen yang bareng dengan puasa, Yanindra. Sekali lagi aku ingin menekankan, bahwa penduduk di desa ku, Mengger, bukanlah masyarakat yang relegius, yang taat menjalankan ritual agama. Bukan berarti penduduk kami itu Ateis, Yanindra. Kami memiliki Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa. Kalau masalah ibadah, selain mungkin dikarenakan kebodohan kami yang tidak belajar agama, kami memiliki pandangan yang agak berbeda dengan orang lain. Masalah ibadah bukan hanya pada puasa belaka semata, namun ibadah itu sangat luas.

Mungkin senyum dari mbak-mbak gemes itu juga merupakan ibadah.

Heuheuheu

Kembali masalah puasa yang istimewa.

Semoga untuk tahun berikutnya kita bisa bareng bareng lagi berpuasanya ya, Yanindra???

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *