Mencintai itu takdir

rahwanaBaru kini aku sadari alasan kenapa beberapa hari yang lalu kamu tidak membalas pesan singkat dariku, Yanindra. Aku pun baru menyadari kenapa bbmku hanya kamu read tanpa kamu balas. Ternyata bukan karena kesibukanmu, ternyata bukan karena pulsamu habis, ternyata bukan karena kamu berada di daerah terpencil yang nggak ada sinyal. Ternyata hipotesa awalku selama ini salah, Yanindra. Ternyata aku salah dalam mendiaknosa penyebab dari dinginnya sikapmu kepadaku. Ternyata aku keliru, Yanindra. Maaf ya..

Mungkin tidak ada kaitanya dengan mbak-mbak gemes yang kemarin, dan bukan karena dedek gemes yang terus menggodaku. Itu lebih karena hubungan kita yang aneh ini, Yanindra. Kamu mulai sadar kalau hubungan kita ini nggak wajar. Kamu baru sadar dan kamu baru merasa setelah kita berjauhan. Ternyata ada rasa yang berbeda antara kita, rasa seperti insan manusia pada umumnya. Rasa yang mungkin tumbuh saat kita pertama kali bertemu, sama dengan rasa yang mungkin dia rasakan saat pertama berjumpa denganmu. Aku kadang sampai bingung Yanindra, aku dan dia kadang tiada berbeda.

Aku tahu kalau kamu sudah menjadi miliknya, Yanindra. Aku tahu itu, dan akupun nggak bermaksud untuk merebutmu dari dia. Aku tahu dia lelaki yang baik untukmu, aku tahu itu, karena aku begitu mengenal dia, entah itu dari pencarian di google ataupun melalui buku-buku referensi yang aku miliki. Kamu sudah pantas untuk dia, pantas sekali, Yanindra. Kamu ayu dan dia tampan, itu sudah padanan yang serasi. Bagaikan tumbu ketemu tutupnya. Tumbu itu adalah semacam wadah yang terbuat dari anyaman bamboo. Pada waktu dulu bamboo itu digunakan oleh leluhur kita untuk melawan penajajah. Ngawi itu juga berasal dari kata bamboo=awi, lho Yanindra.

Kamu nggak usah khawatir dengan hubungan kita ini. Aku nggak akan merebutmu menjadi kekasihku dari dia. Karena sekali lagi aku tahu Yanindra, dia itu selain tampan menawan dan rupawan, dia itu orang yang luar biasa. Aku tahu itu, Yanindra. Namanya sudah kondang dimana-mana, sampai-sampai di desaku dari anak kecil sampai yang tua-tua semua mengenal dia. Dan dia tahu, Yanindra siapa aku, kami saling mengenal.

Kalau aku menjadi Rahwana aku tidak akan menculikmu Sinta. Kalau perlu saat kamu di hutan, sedangkan Rama dan Lesmana berburu, aku akan mengirimi makanan. Aku akan mengirimi televisi yang akan memberikan hiburan ketika sendiri. Aku tidak perlu bertengkar dengan adikku sendiri. Aku pun tidak akan susah payah untuk membangun taman Argosoka di Astina. Aku tidak berperang dan mengorbankan banyak tentara bahkan anakku sendiri, Indrajid. Aku pun tidak akan mati, Sinta. Tapi kisah itu merupakam kisah cinta yang berdarah dalam kitab Ramayana. Hohoho itu aku analogikan kalau aku itu Rahwana, kamu itu Sinta, dan Dia itu Rama. Sayang seribu sayang, aku bukan Rahwana yang berwajah sepuluh. Melainkan aku adalah aku yang berwajah tunggul, meskipun harus bermuka dua. Itu tuntutan dunia, Yanindra, banyak orang-orang yang bermuka dua.

Masalah ini harus segera diluruskan, Yanindra.

Kalau memang status kejombloanku ini merisaukanmu, oke aku akan memilih satu dari beberapa puluh mbak-mbak gemes ataupu dedek gemes. Tapi jangan diamkan aku seperti ini lagi, Yanindra. Ku harap kamu bersikap biasa, seperti dulu, seperti ketika aku mengenalmu. Aku itu bisa bahagia ketika melihatmu bahagia, Yanindra. Bersandinglah dengan dia, karena aku yakin dia bisa membahagiakanmu. Dia itu lelaki tampan menawan dan rupawan yang kamu jumpai di Candi Sukuh itu. Dia itu anak yang cerdas, berkarakter kuat dan beraklhak mulia, Yanindra.

Kalau masalah dengan ku jangan kamu ambil pusing. Menikah itu adalah masalah nasib, sedangkan mencintai itu sebuah takdir Tuhan, Yanindra. Mungkin sudah takdirku untuk mencitaimu dan takdir dia yang juga mencintaimu untuk menikah denganmu. Seperti sajak puisi………

Ku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadinnya tiada

Sudah biasa saja, Yanindra. Dia tahu kok kalau aku sering sms dan juga bbm kamu. Tapi kemantaban hatinya yang yakin akan cintamu dengan yakin akan tujuanku, dia bisa biasa-biasa saja. Dan akupun juga yakin kalau kamu juga sangat mencintai dia. Aku pun bisa sangat yakin untuk mencintai mbak-mbak gemes ataupun dedek gemes. Semua berawal dari keyakinan, Yanindra. Yakinlah aku tidak akan merebutmu, Yanindra, karena aku bukan Rahwana, dan kamu bukan Sinta.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *