Perang Candu di Cina
|Perang Candu terjadi di Cina dan dibagi menjadi dua tahap. Perang candu pertama terjadi antara tahun 1840 hingga 1842 sedangkan perang candu kedua terjadi pada tahun 1856-1860. Namun sebelum perang candu pecah pun, dalam dinasti Manchu ini sudah terjadi kericuhan (Agung, 2002, hlm. 43). Perang candu pertama ini dilatarbelakangi oleh diseludupkannya candu [1]ke Cina oleh Inggris pada abad ke-18 dan ke-19. Selama ini, bangsa Barat hanya membeli barang-barang dari Cina seperti porselin, sutra, rempah-rempah dan teh sehingga akhirnya menguras cadangan devisa Barat yang harus membayar dalam mata uang perak.
Dari pertengahan kurun ke-17 lebih kurang 28 juta kilogram perak telah diterima oleh Cina, disebabkan oleh kuasa permintaan yang tinggi dari Eropa, bagi membuat pertukaran barang dengan pihak Cina. Dalam suasana yang demikian, bangsa barat khususnya Inggris datang ke Cina dengan beberapa tujuan antara lain :
- Negara-negara Eropa menginginkan untuk berdagang di Cina secara bebas dengan Inggris sebagai pelopornya
- Karena di Eropa telah terjadi revolusi industri yang mengakibatkan Inggris harus mencari daerah pasar industri. Selain itu untuk mengambil bahan mentah dan menanmkan modal yang surplus. Dalam hal ini salah satu sasarannya adalah Cina
- Melakukan hubungan dagang terutama perdagangan candu.
Sebenarnya, bangsa Tionghoa telah mengenal candu pada sekitar abad ke-15, namun kerajaan melarang penghisapan candu pada tahun 1729, karena seperti yang kita tahu bahwa candu mempunyai efek yang buruk jika dipakai secara berlebihan dan tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Perdagangan candu dengan Cina sebelumnya dipelopori oleh bangsa India dibawah kemaharajaan Mughol semenjak pemerintahan Akbar, 1556-1605 di mana perdagangan ilegal melalui Cina selatan ini mendatangkan jeuntungan yang luar biasa dan Inggris yang kemudian menancapkan kukunya di India mlihatnya sebagai peluang emas untuk memperbesar cadangan devisanya.
Membanjirnya candu di Cina secara ilegal berdampak kepada rakyat Cina yang semakin melemah. Karena kebanyakan pemakai candu merupakan kalangan rakyat, ada juga kalangan atas yang memakai candu ini sehingga Kaisar Daoguang pada tahun 1799, negara menegaskan kembali pelarangan impor candu ini dan pada tahun 1810 dikeluarkanlah titah yang berbunyi : candu memiliki pengaruh yang sangat merusak. Ketika seseorang mencandu menghirup asapnya, memang benar itu akan membuatnya merasa senang dan merasa sanggup melakukan apa saja yang menyenangkannya. Tetapi lambat laun, itu akan membunuhnya. Candu adalah racun, bertentangan dengan tradisi dan moralitas. Oleh karena itu muncullah pemberontakan yang dilakukan rakyat .
Perang Candu 1 (1839–1842)
Berawal dari aktivitas Inggris yang memasukkan candu secara besar-besaran ke tanpa membayar bea cukai menyebabkan (Lin Tse Hsu) membuang 20.000 peti candu seharga 9 juta dollar ke laut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara dan Inggris sehingga meletuslah Perang Candu. Perang berakhir dengan kemenangan Inggris dan diakhiri dengan Perjanjian Nanking, 29 Agustus1842. Perjanjian Nanking[2] isinya, antara lain sebagai berikut:
- menyerahkan Hongkong[3] kepada Inggris.
- mengganti kerugian perang sebesar 6 juta dollar.
- Lima kota pelabuhan (Canton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai) dibuka untuk perdagangan asing.
- Inggris diperbolehkan mengangkat konsulnya di tiap-tiap pelabuhan
- Sistem Co-hong harus dihapuskan
Kekalahan dalam Perang Candu ini mengakibatkan martabat bangsa menurun dan suramnya Dinasti Manchu di dunia internasional.
Perang Candu II (1856-1858)
Dalam perang Candu II, Inggris dibantu oleh Perancis dikarenakan Perancis ingin membalas dendam kepada karena banyak kaum misionaris Perancis yang terbunuh di . Perang Candu II bersamaan dengan adanya pemberontakan T’ai Ping. Perang Candu II dimenangkan oleh pihak Inggris. harus menandatangani Perjanjian Tien Tsin yang isinya:
- Kota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing ditambah
- Bangsa barat terutama Inggris dan Perancis diperbolehkan menempatkan konsulnya di Peking
- harus membayar ganti rugi perang sebesar 4 juta tael kepada Inggris
- Kapal asing boleh masuk di sungai Yangtse
- Orang-orang asing boleh masuk ke pedalaman dan boleh menyebarkan agama nasrani.
Kekalahan baik dalam Perang Candu I dan II semakin memperlemah kekuasaan Dinasti Manchu.
[1] Candu atau Opium adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver Somniferum). Candu merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Ciri tanaman: tinggi satu meter, daun jorong bergerii, bertangkai panjang, satu tangkai hanya terdiri satu bunga, dan memiliki buah sebesar bola pingpong. Istilah untuk candu yang sudah imasak dan siap dihisap adalah madat.
[2] Sumber: Leo Agung. 2002. Sejarah Asia Timur 1. Salatiga: Widya Sari Press
[3] Hongkong oleh Inggris dijadikan sebagai pangkalan militer dan pelabuhan perdagangan. Hal ini dikarenakan letak Hongkong yang strategis yaitu di muara sungai Yang Tze yang merupakan pintu masuk ke Cina. Pada awalnya Hongkong merupakan kampung bagi nelayan dan petani. Pada saat Jepang menguasai Asia, Hongkong tidak luput dari serangan Jepang hingga berhasil dikuasai pada tahun 1941. Pasca Perang Dunia II, Inggris kembali berkuasa di Hongkong. Setelah Cina melakukan revolusi dan memperkuat diri, ada upaya untuk mengembalikan Hongkong pada Cina. Pada tanggal 1 Juli 1997, Hongkong kembali ke pangkuan Cina. Upacara penyerahan dilakukan oleh Presiden Cina Jiang Zemin dengan Pangeran Charles sebagai utusan Inggris. Cina di Hongkong menerapkan kebijakan satu negara dua sistem yang ini berarti Hongkong diberikan hak penuh untuk membentuk pemerintahan sendiri di bawah pimpinan kepala eksekutif.