Perjanjian yang membagi Vietnam
|Perjanjian yang menyebabkan wilayah Vietnam pecah menjadi dua, yaitu… .
A. Perjanjian Paris
B. Perjanjian Genewa
C. Perjanjian Postdam
D. Perjanjian Oslo
E. Perjanjian Versailles
Pembahasan:
Vietnam merupakan bekas jajahan dari Perancis. Perjanjian pada tahun 1883 menyatakan bahwa Perancis berkuasa penuh atas wilayah Vietnam.
Pada Perang Dunia II, wilayah Vietnam dikuasai oleh tentara Jepang. Pada tanggal 2 September 1945, Ho Chi Minh memproklamasikan kemerdekaan Republik Demokratik Vietnam. Setelah Perang Dunia II, seperti halnya di Indonesia, Vietnam juga harus menghadapi Perancis yang ingin kembali menguasai Vietnam. Pada tahun 1954, secara resmi Perancis meninggalkan Vietnam.
Maka diadakan Perjanjian Genewa yang melibatkan Perancis, Inggris, China, Uni Soviet, Amerika Serikat serta pemerintahan Viet Minh dan Bao Dai.
Adapun hasil Perjanjian Genewa yakni:
- Mengakui kemerdekaan Kamboja, Laos dan Vietnam
- Pembagian Vietnam menjadi 2 yakni Vietnam Utara dan Vietnam Selatan dengan batas garis lintang 170 LU.
- Perancis dan Republik Vietnam Selatan menarik pasukan yang ada di daerah Vietnam Utara, begitu juga dengan Vietnam Utara.
- Untuk penyatuan Vietnam akan diadakan pemilu pada bulan juli 1956 dibawah pengawasan komisi pengawas internasional
Dengan adanya Perjanjian Genewa tersebut maka Vietnam terbagi menjadi dua yakni Vietnam Utara yang berideologi komunis mendapatkan pengaruh dari Cina dan Uni Soviet, serta Vietnam Selatan yang mendapatkan pengaruh dari Amerika Serikat dan sekutunya.
*********
Kunci Jawaban: Perjanjian yang menyebabkan wilayah Vietnam pecah menjadi dua, yaitu… . B. Perjanjian Genewa
Untuk Perjanjian Versailles dan Perjanjian Postdam tidak berkaitan dengan masalah Vietnam, melainkan berhubungan dengan Jerman. Sedangkan Perjanjian Oslo merupakan perundingan yang melibatkan antara PLO (Palestina) dengan Israel. Perjanjian Oslo merupakan kelanjutan dari Camp David (1978). Perjanjian Oslo (1993) melibatkan Yaser Arafat dari Palestina dan Yitzhak Rabin dari Israel dan disaksikan oleh presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.