Pers pada masa Pergerakan Nasional

medan priyayiPers mempunyai peran penting sebagai alat perubahan sosial dan pembaharuan masyarakat. Akap tetapi, perannya lebih menunjuk pada peran yang “membangun”, untuk memberi informal, mendidik, dan menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Selain itu, pers juga berperan dalam penyampaian kebijaksanaan. Disamping itu masyarakat juga dapat menggunakan pers sebagai penyalur aspirasi dan pendapat serta kritik atau kontrol sosial.

Pada masa pergerakan nasional, pers memegang peranan penting dalam melawan ketidak adilan pemerintah kolonial Belanda dalam segala bidang. Perlawanan tersebut di wujudkan berupa tulisan-tulisan yang menyerang dan mengkritik pemerintah kolonial. Selain itu, pers juga bisa mempengaruhi pendapat orang banyak, sehingga pers dapat menghimpun kekuatan massa. Beberapa surat kabat maupun majalah yang ada pada masa Pergerakan Nasional antara lain:

  1. Darmo Kondo yang dikelola oleh Budi Utomo
  2. Oetoesan Hindia milik dari Sarikat Islam
  3. Surat Kabar Mataram yang berisi tentang pendidikan, seni, budaya, penderitaan rakyat dan penindasan serta perkembangan pergerakan nasional.
  4. Majalah Hindia Putra milik dari Indische Verenenging (Perhimpunan Indonesia) di Belanda. Kemudian berganti nama menjadi Majalah Indonesia Merdeka.
  5. Pewarta Prijaji yang disunting oleh R.M.T. Kusumo Utaya seorang Bupati Ngawi, yang menyerukan persatuan di kalangan priyayi. Mereka juga mendapatkan dukungan dari simpatisan dan pelanggan dengan 15 cabang di Jawa, Madura, dan Sumatera
  6. Surat kabar Pertja Barat dan majalah bulanan berbahasa Batak, Tapian Nauli yang dipimpin oleh Dja Endar Muda
  7. Soeara Perempuan (1918) di Padang, dengan semboyannya Vrijheid (kemerdekaan) bagi anak perempuan untuk ikut dalam kemajuan tanpa hambatan adat yang mengekang.
  8. De Expres yang diterbitkan oleh Indische Partij. Salah satu tulisan yang terkenal dalam De Expres adalah kritikan Ki Hajar Dewantara terhadap perayaan kemerdekaan Belanda yang ke-100 dari Perancis dengan judul Als Ik Eens Nederlander Was ( Seandainya Saya Menjadi Seorang Belanda)
  9. Sinar Hindia yang dipimpin oleh Semaun. Seorang aktivis dan juga jurnalis, Marco Kartodikromo dikenal dengan kritikannya yang tajam terhadap program Indie Weerbaar dalam bentuk syair. Kritik tajam Marco itu ditujukan pada dewan kota yang sebagian besar adalah orang Eropa.

Untuk materi lebih lengkap tentang ORGANISASI ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Jikalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih