Raja-raja Majapahit

surya-majapahit-21Menurut berbagai sumber, kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terbesar di Indonesia. Wilayahnya diperkirakan seperti wilayah Indonesia saat ini dan beberapa daerah di negara tetangga. Majapahit muncul menjadi simbol penting dalam sejarah Indonesia. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Wijaya ini menjadi kebanggan bagi bangsa Indonesia yang ingin mengulang kejayaan pada masa lampau. Berikut ini adalah beberapa raja dari Kerajaan Majapahit, antara lain:

  1. Raden Wijaya

Raden Wijaya adalah pendiri dari Kerajaan Majapahit (atau dikenal dengan Nararya Sanggramawijaya) yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang merupakan keturunan langsung dari wangsa Rajasa adalah pendiri dan raja pertama Majapahit (1293-1309). Raden Wijaya adalah putra Dyah Lembu Tal, keturunan keempat dari Ken Arok dengan Ken Dedes, pendiri Singhasari. Ia dibesarkan di lingkungan kerajaan Singhasari. Raden Wijaya kemudian menikah dengan empat puteri dari raja Kertanagara, yaitu: Tribuaneswari (Sri Parameswari Dyah Dewi Tribuaneswari), Narendraduhita (Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita), Pradjnya Paramita (Sri Jayendra Dyah Dewi Pradjnya Paramita), Gayatri (Sri Jayendra Dyah Dewi Gayatri) dan juga menikahi Dara Petak yang merupakan putri dari Raja Mauliwarmadewa dari Kerajaan Dharmasraya

Pada tahun 1289, Kubilai Khan (Kekaisaran Mongol) mengirim utusan ke Singasari untuk meminta upeti, namun ditolak dan dipermalukan oleh Kertanagara. Sementara itu, di dalam negeri, Jayakatwang memberontak terhadap Singasari. Kertanagara meninggal dalam serangan Jayakatwang pada tahun 1292. Raden Wijaya berhasil melarikan diri bersama Aria Wiraraja ke Sumenep (Madura) dan di sana ia merencanakan strategi untuk mendirikan kerajaan baru.

Atas anjuran Arya Wiraraja, Raden Wijaya berpura-pura tunduk kepada Jayakatwang, sambil meminta sedikit daerah untuk tempat berdiam. Jayakatwang yang tidak berprasangka apa-apa mengabulkan permintaan Raden Wijaya. Sang Raden diijinkan membuka hutan Tarik. Dengan bantuan sisa-sisa tentaranya dan pasukan Madura, ia membersihkan hutan itu sehingga layak ditempati. Pada saat saat itu, seorang tentara yang haus mencoba memakan buah Maja yang banyak terdapat pada tempat itu dan menemukan bahwa ternyata rasanya pahit. Sejak itu, daerah tersebut diberi nama “Majapahit”.

Raden Wijaya dikenal memerintah tegas dan bijak. Aria Wiraraja yang banyak berjasa ikut mendirikan Majapahit, diberi daerah status khusus (Madura) dan diberi wilayah otonom di Lumajang hingga Blambangan. Nambi (putera Arya Wiraraja) diangkat menjadi patih (perdana menteri), Ranggalawe diangkat sebagai Adipati Tuban, dan Sora menjadi penguasa Dhaha (Kadiri). Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Jayanagara.

  1. Jayanagara

Jayanagara adalah raja kedua Majapahit (1309-1328). Ia adalah putera Raden Wijaya dari Dara Petak yang berasal dari Kerajaan Dharmasraya. Dyah Dara Petak adalah satu dari lima orang istri dari Raden Wijaya, dan hanya ia yang melahirkan anak laki-laki yang dicalonkan menjadi penerus Raden Wijaya sehingga ia diberi gelar Stri Tinuheng Pura yang artinya: Istri yang dituakan di istana. Pada masa kekuasaan Jayanagara terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Sora (1311). Tahun 1316, Nambi (mantan patih periode Raden Wijaya) memberontak di daerah Lumajang, namun berhasil dipadamkan. Tahun 1319, pemberontakan yang dipimpin Kuti memaksa Jayanagara untuk keluar dari Istana. Selama dalam pelarian, Jayanegara ditemani pengawalnya, Gajah Mada.

Gajah Mada memiliki taktik dengan menyebar rumor bahwa Raja Jayanegara telah meninggal. Rumor ini mengakibatkan rakyat tak menyukai Kuti, hingga akhirnya Kuti keluar dari istana dan kembali diduduki oleh Jayanegara. Tahun 1328, Jayanegara meninggal dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca. Jayanegara meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan.

  1. Tribhuwana Wijayatunggadewi

Tribhuwana Wijayatunggadewi (atau Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani) sewaktu gadis bernama Sri Gitarja, adalah penguasa ketiga Majapahit (1328-1350). Ia adalah puteri Raden Wijaya dari Gayatri. Pada tahun 1331, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih (Perdana Menteri) menggantikan Mpu Naga, atas jasanya memadamkan Pemberontakan Sadeng di daerah Besuki.

Pada masa ini Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, dimana ia tidak akan enak-enak sebelum menaklukkan wilayah kepulauan Nusantara di bawah Majapahit. Tahun 1343, Majapahit mengalahkan Raja Pejeng (Bali), Dalem Bedudu, dan kemudian mencaplok Bali sebagai wilayah Majapahit. Pada tahun 1350, Tribhuwana turun tahta dan digantikan oleh puteranya, Hayam Wuruk.

  1. Hayam Wuruk

Hayam Wuruk (atau Rajasanagara) adalah raja Majapahit (1350-1389). Ia dikenal sebagai raja terbesar Majapahit, dimana pada masa pemerintahannya Majapahit mencapai wilayah terluasnya. Mahapatih Gajah Mada memiliki peranan penting dalam pemerintahan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk adalah putera Tribhuwana Wijayatunggadewi, dilahirkan pada tahun 1334, yang konon bertepatan dengan gempa bumi di Pabanyupindah. Nama Hayam Wuruk berarti “ayam yang masih muda”. Hayam Wuruk naik tahta ketika berusia 16 tahun. Ia menikah dengan Paduka Sori (Parameswari).

Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian bernama Deli, dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan Palembang, sisa-sisa pertahanan Kerajaan Sriwijaya (1377). Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang saat itu sedang melaksanakan Sumpah Palapa. Persitiwa ini melibatkan Mahapatih Gajah Mada dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Pajajaran (Negeri Sunda) di Pesanggrahan Bubat pada tahun 1357 M.

  1. Wikramawardhana

Wikramawardhana adalah raja Majapahit (1389-1429). Ia adalah menantu Hayam Wuruk dari puterinya, Kusumawardhani. Kekuasaannya ditentang oleh Wirabhumi, putera Hayam Wuruk dari selir.Tahun 1401-1406 pecah Perang Paregreg, yang dipimpin oleh Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini berakhir dengan dieksekusinya Wirabhumi. Pada masa ini Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pada akhir masa pemerintahan Wikramawardhana, praktis wilayah jajahan Majapahit pecah berantakan. Wilayah Majapahit terbatas hanya di Jawa, bahkan hanya Jawa Timur. Setelah menininggalnya Wikramawardhana, riwayat Majapahit tak banyak diketahui.

  1. Suhita

Suhita adalah raja Majapahit (1428-1447). Ia adalah puteri Wikramawardhana, dimana ibunya adalah seorang selir yang anaknya Wirabhumi.

No Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *