Dampak Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA)

konferensi asia afrikaKonferensi Asia-Afrika[1] dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955. Konferensi Asia Afrika di Bandung ini dihadiri oleh 29 negara, satu negara yakni Rhodesia berhalangan hadir dikarenakan adanya konflik internal. Konferensi Asia Afrika mengahasilkan kesepatakan yang bernama Dasasila Bandung. Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika.

Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut[2].

  1. Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
  2. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
  3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
  4. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya.
  5. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
  6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB
  7. Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
  8. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.
  9. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
  10. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
  11. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.

[1] Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (31 Juli 1953- 22 Agustus 1955)

[2]Sh. Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009. Sejarah 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *