gerombolan (goblok) itu anak sekolah
|Pernahkah kalian melihat remaja tanggung bergerombol dipagi hari?? Mereka berseragam yang sama duduk dipinggir jalan. Dan tidak lupa tangan mereka memegang sebuah gulungan kertas yang diujungnya terdapat nyala api. Beberapa kali mereka menikmati kertas tersebut, dimasukkan gulungan kertas itu ke dalam mulut mereka dan sesekali mereka menyemburkan asap laksana asap kereta api. Beberapa orang lagi bercanda entah apa yang mereka candakan dan sesekali mengucapkan kata-kata yang tidak layak diucapkan oleh manusia. Kata-kata kotor menghiasi pembicaraan di tempat itu. Entah itu kata-kata hewan yang tidak bersalah hingga nama-nama alat kelamin yang keluar dari mulut mereka.
Setalah mereka berkumpul lumyan banyak, tepat tujuh kurang lima menit mereka kemudian bergegas ke sekolah. Mereka naik sepeda motor yang sudah tidak standar lagi salah satunya adalah knalpot yang membuat polusi suara. Entah apa yang di dalam benak anak-anak tersebut. Apakah dengan knalpot seperti itu menunjukan satu keindahan yang suaranya nyaring terdengar. Mungkin nyaring bagi mereka tapi tidak untuk penikmat jalan lainnya. Anak-anak tadi berjalan di jalan raya secara beriringan sehingga penuh dengan anak-anak berseragam tadi. Sesakali ada anak yang memamerkan kebolehannya dalam free style sepeda motor. Mereka asik menikmati jalan tanpa menghiraukan penikmat jalan lainnya.
Gerombolan lainnya masih duduk-duduk di warung-warung yang terletak di sekitar jalan menuju sekolah. Mereka ada yang sarapan pagi dan ada sebagian yang hanya sekedar ngopi. Mungkin di rumah mereka ibu meraka belum memberikan sarapan untuk mereka. Anak-anak remaja dengan seragam tadi nampak tampil awut-awutan. Baju tidak dimasukan, sepatu entah warna apa dan gaya mereka layaknya artis-artis di televisi. Dengan berhiaskan beberapa aksesoris yang tidak mendukung mereka untuk menuntut ilmu. Penampilan yang jauh dari kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya. Mungkin ini juga salah media informasi, salah satunya adalah televisi. Kita bisa melihat bagaimana penampilan dari artis-artis yang memerankan sebagai anak sekolah.
Televisi memiliki andil yang besar terhadap penampilan dari gerombolan tadi. Acara yang tidak mendidik menjadi santapan mereka setiap waktu. Televisi berhasil mempengaruhi anak-anak kita untuk meniru apa yang mereka lihat. Gerombolan tadi masih sangat labil, apa yang mereka lihat, itulah yang akan mereka tiru. Dari segi penampilan hingga cara bertingkah laku. Salah satunya adalah dalam gaya bahasa. Banyak bahasa anak-anak muda tadi yang mungkin tidak akan mampu dipahami oleh orang lainyang berbeda kelompok. Bahasa ababil yang mirip dengan bahasa dari planet lain tersebut didapatkan mereka dari acara di televisi. Acara televisi memang tidak mendidik anak menjadi generasi yang baik. kita bisa melihat sinetron-sinetron yang bertemakan kisah cinta di sekolah. Kisah percintaan tersebut nanti akan ditiru oleh anak-anak tadi.
Kita kembali ke gerombolan tadi. Beberapa anak dalam gerombolan tersebut berboncengan dengan lawan jenis begitu mesra. Seolah-olah mereka menampilkan adegan orang yang sudah dewasa. Si pria dengan gagah memboncengkan pujaan hati, sedangkan si pujaan hati dengan rasa cinta mendekap bagian belakang tubuh dari si pria tadi. Adegan seperti itu sudah sering kita jumpai terhadap gerombolan tadi. Baik gerombolan yang berwarna biru maupun yang berwarna abu-abu. Mereka sudah tidak sungkan memamerkan tindakan tersebut di depan umum. Meraka sudah lupa dengan usia mereka, mereka sudah lupa dengan apa yang hendak mereka tuju. Benar-benar cinta membutakan segalanya.
Anak-anak dalam gerombolan tadi masih ada yang mulutnya dibungkam dengan gulungan kertas yang diujungnya terdapat nyala api. Entah bagaimana rasanya dari asap tadi. Gulungan kertas dengan isinya beberapa tembakau dengan berbagai bumbu tadi biasanya disebut rokok. Anak-anak remaja baik yang berwarna abu-abu maupun masih yang biru sangat menggemari benda tadi. Dimanapun berada, mereka meluangkan waktu untuk menghisap benda tadi. Bagaimana cara mereka mendapatkan benda tadi dan kapan mereka memulai menyentuh benda yang merusak kesehatan tadi tidak tahu kapan itu, tetapi tiba-tiba mereka sudah bergaul dengan benda tadi. Memang menghisap benda tadi merupakan hal yang umum dilakukan oleh orang-orang Indonesia.
Gerombolan orang-orang tadi ada yang datang ke tempat tujuan dengan terlambat. Mereka seolah-olah tidak berdosa. Orang-orang yang berseragam pegawai negeri sipil sering memarahi mereka, akan tetapi mereka tidak gentar menghadapi marahan orang tersebut. Seolah-olah mereka sudah kebal dengan cacian dan hukuman. Semakin mereka dilarang semakin mereka berusaha melawan. Ada beberapa anak yang menghindar dari petugas tadi, ada yang melewati tembok yang berdiri kurang gagah melingkari lokasi tersebut. Anak-anak tadi mungkin akan tobat dalam beberapa hari setelah mendapatkan hukuman, akan tetapi beberapa hari kemudian mereka kembali menuju jalan hitam.
Gerombolan tadi sering disebut sebagai anak sekolah yang goblok, bermental rendahan. Sekolah hanya sekedar sekolah tanpa mampu bersikap menjadi lebih baik. Generasi kalau tidak segera diperbaiki akan menjadi generasi goblok yang menjadi sampah masyarakat. Memang semua anak sekolah tidak seperti itu. Ada anak-anak yang mampu berprestai tinggi membawa nama harum dirinya, orang tua, sekolah bahkan hingga Negara. Generasi yang cerdas dan berkarakter kuat sebagai tumpuan bangsa ini dimasa yang akan datang. Namun adanya gerombolan goblok tadi ibarat nila yang akan merusak susu sebelangga. Mungkin tidak mudah merubah semua anak menjadi anak yang baik semua, harus ada anak-anak yang nakal yang mampu mewarnai kehidupan sekolah. Tapi alangkah baiknya, kita mampu meminimalisir generasi goblok tadi agar tidak merusak generasi lainnya. Selamatkan generasi emas Indonesia yang diharapkan mampu membawa Indonesia tidak sekedar hanya menjadi macan Asia melainkan hingga menjadi macan Dunia.