Gerombolan patah hati

patah hatiSemenjak beberapa bulan yang lalu aku merencanakan diri akan mencari pacar, banyak orang yang tidak setuju, Yanindra. Ada yang bilang ini merupakan gerakan “de-jombloisasi”. Banyak orang yang menentangnya, baik itu mbak-mbak gemes hingga mas mas yang sudah agak tua. Mereka beramai-ramai memusihi ku dengan cara mereka sendiri. Maka muncullah orang-orang patah hati terhadap keputusan ku itu tadi. Tapi juga tidak sedikit orang yang mendukung apa yang akan aku lakukan itu. Padahal ini kan baru rencana, Yanindra, sudah menimbulkan kegaduhan seperti ini.

Kemunculan kelompok patah hati ini sebenarnya mulai kuendus pasca Pilpres kemarin, Yanindra. Orang-orang yang nggak terima dengan kalahnya jagoan, mereka mulai berulah. Lihat saja paket pimpinan DPR itu. Baru pertama kalinya pasca pemilu, partai pemenang tidak mendapatkan kedudukan terhormat di dalam lembaga yang katanya terhormat, wakil rakyat. Semua didominasi oleh kelompo-kelompok yang kalah saat Pilpres kemarin. Kemudian berlanjut dengan wacana adanya Pemilukada secara langsung. Itu juga merupakan kelanjutan dari tindakan balas dendam saat kalah dalam RI-1.

Kalau orang-orang yang patah hati terhadap rencana ku, tidak sampai segitunya, Yanindra.

Paling-paling mereka ya cuman update status di facebook maupun twitter yang isinya menyindir rencana ku tersebut. Mereka bilang bahwa aku bagaikan kacang lupa akan kulitnya. Aku dianggap lupa kalau selama ini selalu mendengung dengungkan tentang bagaimana nikmatnya berstatus jomblo. Kata mereka aku dianggap mengingkari politik luar negeri Indonesia, bebas-aktif alias jomblo. Aku cukup menyimak saja dari berbagai komentar orang-orang tadi, Yanindra. Aku nggak mau terpancing emosiku, seperti pak Gubernur yang katanya mau nyalon lewat jalur independen itu.

“ini namanya de-parpolisasi”

Kalau orang memilih jalur independen daripada jalur partai, ya matilah partai di negeri ini. Kemungkinan menang lewat jalur independen terbuka lebar. Soalnya rakyat mulai jenuh dengan sistem kepartaian yang korup. Lihat saja berapa banyak kader partai penguasa periode lalu yang masuk jeruji penjara. Jumlahnya puluhan, Yanindra. Partai seolah-olah menjadi sekolah yang membesarkan calon koruptor. Mereka akan memberikan tumpangan kepada calon pejabat untuk meraih jabatannya dengan konsekuensi harus memberikan mahar kepada partai yang bersangkutan.

Tapi nggak semua kader partai sebrengsek itu lho, Yanindra

Masih banyak lagi pejabat partai yang mengabdikan diri kepada negeri ini, walaupun terkadang juga masih ada nuansa kepartaiannya. Seharusnya sih kalau sudah menjabat sebagai aparat negara ya setidaknya harus melepaskan embel-embel kepartainnya. Mereka berjuang bukan hanya demi kepentingan partai, melainkan demi kepentingan bangsa dan negara. Kalau hanya demi kepentingan individu dan partai belaka, lembah korupsi siap untuk dinikmati.

Mau lewat jalur independen maupun partai sih oke-oke saja, yang penting kinerjanya. Kalau kinerja dari calon independen lebih baik ya kita dukung. Tapi kalau petugas partai tidak berkompeten ya tidak pantas suara kita untuk mereka. Salah satu filter untuk mengatasi masalah korupsi salah satunya adalah dalam rekrutmen petugas partai. Sebuah partai yang baik seharusnya harus memilih petugas partai yang benar-benar berkualitas untuk negeri ini. Kalau partai bisa sedemikian rupa, maka ketakutan akan calon yang melalui jalur independen tidak perlu dirisaukan lagi. Nggak perlu sampai membuat aturan yang memberatkan calon dari jalur independen. Kalau kita oke, kita nggak perlu takut bersaing dengan orang lain.

Nasibku mungkin tidak se-tragis dan se-rumit calon gubernur jalur independen itu. Kalau aku sih masih bisa tenang-tenang saja. Masih bisa senyam senyum melihat berbagai tudingan itu. Nggak perlu pakai acara marah-marah. Intinya aku tetap optimis, selama benar kenapa takut. Tapi saumpama aku mengalami apa yang dialami oleh calon gubernur jalur independen itu, mesti aku juga akan muring-muring, Yanindra. Perlu ada penjelasan kepada khalayak umum soal berita yang berkembang selama ini. Kalau itu hanya rumor, desas-desus, gossip bahkan berita bohong harus kita lawan dengan kebenaran.

Semoga mbak-mbak gemes itu tidak semakin patah hati

Heuheuheu

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *