Guru Sejati
|Negara Indonesia berhasil memisahkan diri dari dunia penjajahan. Pertanda awal dari kemerdekaan tersebut adalah dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada hari jumat tanggal tujuh belas bulan delapan tahun 05 (yang digunakan pada teks proklamasi merupakan tahun jepang 2605= 1945 Mahesi). Kemerdekaan ini merupakan era baru setelah sekian lama bangsa Indonesia terbelenggu oleh kejamnya penjajahan. Kemerdekaan ini pula menjadi jembatan emas menuju pintu gerbang kesejahteraan rakyat Indonesia. Perjuangan setelah proklamasi tidak berhenti begitu saja, melainkan masih banyak perjuangan lainnya. Hidup adalah perjuangan. Salah satunya adalah perjuangan menghapuskan kebodohan di seantero negeri ini.
Pembukaan UUD 1945 menjalaskan secara jelas tujuan mulia bangsa Indonesia yaitu pada alenia ke-4, yang berbunyi: “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosail………”
Salah satu tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini juga senada dengan pasal 31 ayat 3 yaitu pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka tujuan tersebut. Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan ini. Zaman dahulu manusia Indonesia belum mengenal pendidikan formal melainkan hanya pendidikan nonformal yang diajarakan oleh para kiai atau orang-orang yang dianggap pintar. Sebenarnya pendidikan sudah diterima bangsa Indonesia semenjak adanya kontak dengan kebudayaan asing terutama India. Bangsa India memberikan warna tersendiri dalam perjalanan bangsa Indonesia. Huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang dijadikan tulisan dan bahasa pada Prasasti Yupa berasal dari India. Istilah guru sendiri juga berasal dari India yaitu mahaguru. Pendidikan hanya sebatas pendidikan agama yang diajarkan. Belum seperti saat ini yang serba canggih.
Pandidikan modern mulai diterapkan oleh Belanda saat adanya politik etis 1902 yang dicetuskan oleh Van de Venter. Politik etis adalah politik balas budi yaitu balas budi bangsa Belanda kepada Indonesia dikarenakan hasil kekayaan Indonesia yang dibawa ke Belanda telah membawa kemakmuran yang luar biasa bagi bangsa belanda. Akan tetapi berbalik total dengan keadaan bangsa Indonesia. politik etis mencangkup tiga bidang yaitu Edukasi, Irigasi dan Emigrasi. Program edukasi digunakan oleh Belanda untuk mendapatkan tenaga terdidik yang murah. Pada masa colonial Belanda tidak semua orang bisa bersekolah melainkan hanya orang-orang tertentu yang bisa mengenyam pendidikan.
Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945) terjadi penurunan jumlah sekolah dan juga jumlah siswa.pada masa pendudukan Jepang pendidikan dasar dijadikan satu macam yakni selama enam tahun seperti saat ini. Jepang menyeragamkan pendidikan untuk mempeprmudah pengawasan. Pada masa inilah Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Bahasa belanda dilarang digunakan dimana saja. Sekolahan merupakan tempat indoktrinisasi Jepang. Sehingga segala hal yang berhubungan dengan Jepang diajarkan di sekolahan. Siswa menerima gemblengan agar memiliki semangat jepang.
Setelah bangsa Indonesia berhasil merdeka, Pendidikan mulai diselenggarakan dan mendapatkan prioritas penting. Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah tenaga pendidik/ guru. Guru memiliki peranan penting dalam proses pendidikan. Bukannya mengkerdilkan peranan yang lain, peranan dalam pendidikan sangat penting. Saat terjadi Bom Atom di Jepang, Perdana Menteri Jepang saat itu tidak menanyakan jumlah tentara yang tersisa berapa, atau jumlah tanaga kesehatan yang masih hidup berapa, akan tetapi menanyakan jumlah guru yang tersisa berapa. Hal ini menggambarkan bagaimana pentingnya guru.
Guru, digugu lan ditiru merupakan teladan bagi siswa. Guru ibaratkan nabi yang semua katanya akan dituruti oleh umatnya (siswa). Sehingga guru harus bertutur dan bertindak yang baik agar mampu memberikan tauladan yang sempurna bagi siswa. Maka dari itu seorang guru harus professional dalam menjalankan tugasnya. Guru harus mampu memberikan fasilitas dan motivator bagi siswanya untuk mengembangkan kemampuannya. Mampu memberikan pencerahan kepada peserta didik agar tidak tersesat dalam terangnya dunia. Menyandang predikat sebagai guru berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas dan kredibilitas. Guru tidak hanya mengajar di depan kelas, tapi juga mendidik, membimbing, menuntun dan membentuk karakter moral yang baik bai siswanya.
Guru adalah pekerjaan khusus yang harus memiliki keahlian tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang yang perkerjaannya mengajar. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga prosefional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya sekolah melalui kegitan mengajar, mendidik dan melatih untuk mencerdaskan kehidupan banngsa dan menyiapkan generasi untuk masa depan. Prinsip kerja guru adalah melayani demi generasi masa depan. Guru harus meyiapkan generasi masa depan yang bertaqwa dan menguasai IPTEK. Sehingga titik beratnya tidak hanya pada ilmu pengetahuan melainkan kepribadian siswa sendiri. Pribadi yang baik dan unggul mampu bersaing dengan yang lain merupakan cita-cita yang diharapkan mampu dilahirkan oleh para guru. Beban yang berat diemban oleh guru dalam mendidik siswa menjadi lebih baik.
Namun tidak jarang guru mengalami berbagai kendala dalam menjalankan tugasnya. Berbagai faktor memperngaruhi kinerja guru dalam mengabdikan diri menjadi penerang dalam gelapnya kebodohan. Bekerja dengan tulus iklhas dengan gaji yang pas-pasan dengan himpitan ekonomi yang mendera tidak menciutkan niatnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara seharusnya melirik hal ini, masih banyak guru-guru ditempat terpencil yang mencukupi kebutuhannya dengan gali lobang tutup lobang. Saat gajian uang sudah habis untuk membayar hutang.
Sebenarnya hal yang tabu membicarakan mengenai gaji guru, namun itulah realitanya dilapangan. Guru masih sibuk mencari pendapatan lainnya sehingga tidak focus pada proses mendidik siswanya di sekolah. Untuk guru yang masih muda dan belum menikah mungkin beban yang ditanggung tidak seberat guru yang sudah menikah. Mereka,guru yang sudah menikah, harus memikirkan kebutuhan anak istrinya di rumah. Dengan gaji yang sedikit mungkin belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seandainya guru mogok kerja menuntut kenaikan gaji mungkin hal itu tidak etis. Yang pantas demo naik gaji adalah para buruh. Oleh karena itu pemerintah harus menyadari bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan guru. Salah satu kenyamanan kerja adalah tercukupinya kebutuhan sehari-hari.
Guru sejati yang berjuang dan mengabdi menyisihkan kehidupannya untuk melayani jiwa-jiwa yang miskin ilmu merupakan tugas mulia. Suatu kebanggan menjadi guru ketika bisa melihat siswanya bisa tersenyum bahagia dengan hasil yang mereka dapatkan. Menjadi guru sejati bisa bahagia dengan melihat anak didiknya bisa sukses dan menjadi manusia yang baik. Satu kebahagiaan yang sederhana dari seorang guru sejati yang mencurahkan kehidupan demi melayani.
Pengabdian guru yang tulus mungkin akan terbalaskan nanti entah kapan itu dibalasnya. Asalkan menjadi guru yang baik mampu memberikan sebuah pendewasaan kepada muridnya, mungkin secara harta guru tidak punya namun pahala menemani hidupnya kelak bisa masuk surga. Kehidupan di dunia hanya sementara yang kekal dan abadi dan untuk selamanya adalah di akhirat. Jangan gentar dengan kehidupan ini, jalani hidup sebagai pengabdi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan menjadi lebih berarti dibandingkan dengan pejabat yang korupsi. Menjadi guru sejati meski harus menghadapi berbagai tantangan dengan hanya bermodalkan niat tulus beribadah kepada Tuhan.