Guru
|Siapa yang mengajari kita menyanyikan lagu kabangsaan Indonesia Raya? Siapa pula yang mengajarkan kita bahwa Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 9 Dulhijah dalam penanggalan Islam atau 17 Agustus 1945 menurut kalender masehi? Siapa pula yang mengajarkan kepada kita bahwa perumus dasar negara kita ada tiga tokoh yakni Moh Yamin, Supomo dan Bung Karno? Ingatkah siapa yang pertama kali mengjarkan kepada kita bahwa bumi itu ternyata bulat bukan datar seperti anggapan orang-orang zaman dahulu? Jawabannya bukan ibu, manusia yang mengandungmu dan membesarkanmu, bukan bapak yang sebagai kepala keluarga berkerja tiada henti menghidupi keluarga dengan cinta, apalagi pacarmu yang sewaktu-waktu bisa memutuskanmu. Akan tetapi jawabannya dan tidak mungkin salah adalah………Guru
Sudah saatnya kita mulai memuliakan para guru-guru kita yang mengantarkan kita meninggalkan kebodohan. Mengajarkan kita bagaimana cara cicak melindungi diri dengan ekornya. Memberikan contoh bahwa orang-orang yang berbuat baik akan mengunduh hal yang baik pula. Gurulah yang mengajarkan kita menulis satu kata demi satu kata hingga tersusun kalimat yang mampu meluluhkan hati dari pacarmu. Guru juga yang mengajarkan bahwa dalam ilmu alam, adanya namanya aksi dan reaksi, atau dalam belajar sejarah ada namanya unsur kausalitas ada sebab dan akibat, kalau dalam ajaran agama Hindu ada namanya Karma.
Guru adalah manusia yang berjasa bagi kehidupan kita. Jokowi bisa menjadi presiden secara tidak langsung juga merupakan hasil didikan dari para gurunya. Guru kita mengatakan “nak makanlah ikan, makanlah bagian kepalanya biar kamu jadi pemimpin, kamu jangan makan ekornya nanti kamu menjadi buntut”. Indonesia adalah negara yang kaya raya membentang luas wilayah dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Nusantara pernah mengalami kejayaan masa lalu, ketika Gajah Mada berhasil mengusai seantoro Asia Tenggara. Kita dapatkan semua itu dari cerita para guru, tidak terbantahkan oleh kita tentang kebenaran informasi tersebut meskipun kita belum membuktikan.
Guru yang melatih kita menulis dan membaca. Pengajaran yang penuh dedikasi tinggi demi perubahan kehidupan masa depan anak bangsa, bukan hanya sekedar rutinitas pekerjaan semata. Bagaimana susahnya guru sekolah dasar yang harus dengan sabar melatih anak untuk membuat angka 8, angka kesempurnaan karena tiada putus. Perjuangan guru yang sempurna menghasilkan anak-anak yang hebat. Guru yang tidak terlalu menekan kebebasan siswa, yang memberikan peluang lebih banyak untuk siswa berkreasi mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.
Kesejahteraan para guru
Pemerintah Indonesia melakukan berbagai kebijakan baru yang mencoba memuliakan kehidupan dari para pencerdas kehidupan bangsa ini. Program sertifikasi guru yang menggiurkan banyak orang membuat mereka berbondong-bondong menjadi guru. Mereka tidak mengejar untuk menjadi pencerdas kehidupan bangsa, melainkan mereka mengejar untuk menjadi orang kaya. Perubahan ini berdampak pada lagu mars guru, bukan lagi “pahlawan tanpa tanda jasa” melainkan “pahlawan pembangun insan cendikia”
Perubahan ini menuntut kerja keras dari para guru untuk benar-benar menghasilkan generasi yang berkualitas, yang cerdas dan berkarakter kuat yang menjadikan Indonesia menjadi hebat dan bermartabat. Tuntutan yang tinggi ini sebagian ditanggapi serius oleh para guru. Mereka berupaya untuk men-upgrade kompetensi. Lama belajar adalah sepanjang hayat, guru juga melakukan hal yang sama. Kalau sudah jadi guru, bukan berhenti untuk menambah ilmu melainkan menambah lagi dan lagi.
Sebagian guru malah santai-santai saja, asalkan mereka digaji penuh mereka akan bekerja. Malah ada beberapa orang hanya menjadikan guru sebagai pekerjaan sampingan semata. Guru hanya datang, di kantor kemudian mengajar di kelas, marah-marah kalau ada siswa yang belum bisa, malah ada beberapa oknum guru yang melakukan kekerasan kepada siswa. Sering kita mendengar, membaca atau melihat ada guru yang melakukan tindakan yang tidak senonoh kepada siswa. Guru adalah manusia yang dijadikan teladan, guru digugu lan ditiru. Mungkin guru adalah manusia biasa yang tidak sempurna, akan tetapi guru adalah perkejaan yang professional yang menjunjung segala kode etik dalam profesi.