Jenis-jenis Wayang

wayangWayang adalah bahasa simbol dari hidup dan kehidupan manusia, bukan sebaliknya. Bahwa manusia itu bukan simbol dari wayang. Dengan mempelajari dan mengenal, akan dapat mengenal hidup dan kehidupan sendiri (Bariyah Aryani. 1995: 12-13). Jadi wayang adalah penjelmaan dari roh nenek moyang yang sudah ada sejak zaman pra sejarah, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai yang adiluhung baik nilai estetika, nilai etika maupun nilai simbolisnya.

Di Indonesia terdapat puluhan jenis wayang yang tersebar di pulau-pulau Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan, Sumatra, baik yang masih populer maupun yang hampir atau sudah punah dan hanya dikenal dalam kepustakaan atau di meuseum-museum. Menurut Pandam Gurit (1988: 11-12) jenis-jenis wayang yang pada masa itu dikenal di Pulau Jawa yaitu:

  1. Wayang Beber (mula sekali diciptakan pada jaman Majapahit). Sisi ceritanya adalah wayang Purwa. Wayang beber terdiri dari adaegan-adegan yang dilukiskan pada kain yang dihaluskan. Dahulu dilukis pada “lulup” kulit kayu waru. Umumya satu cerita berisi enam belas adegan dan terdiri dari dari empat gulung jadi tiap gulung terdiri dari empat adegan. Wayang beber ini setelah dibeber wayangnya tidak dipegang oleh si dalang, dia hanya menceritakannya dari balik gambar. Umumnya selesai dalam dua jam)
  2. Wayang Gedog, wayang yang diciptakan oleh Sunan Giri. Isi ceritanya lanjutan Wayang Madya sejak jaman Jenggala sampai Kerajaan Padjajaran.
  3. Wayang Golek, yaitu wayang yang bentuknya serupa dengan boneka yang bahannya dari katu. Jumlahnya 70 buah. Isi ceritanya riwayat Menak, hubungan negeri Arab dan Persia pada jaman awal Islam.
  4. Wayang Jemblung, yaitu sejenis kesenian wayang tanpa menggunakan boneka wayang dengan iringan mulut. Dalam arti wayang jemblung adalah kesenian oral dengan menggunakan iringan mulut menirukan suara gamelan.
  5. Wayang Krucil (Klithik), yaitu wayang yang bentuknya kecil-kecil dan bahannya dibuat dari kayu. Jumlahnya hanya 70 buah. Isi ceritanya menggambarkan sejarah kerajaan Padjajaran sampai dengan akhir kerajaan Majapahit.
  6. Wayang Langendria, yaitu wayang yang pemaninnya orang. Pementasannya sama dengan sandiwara lainnya, hanya saja memakai kelengkapan pewayangan mulai dari pakaian, musik, tari, dan cerita
  7. Wayang Lilingong, bisa disebut sebagai tiruan dari konsep Wayang Krucil. Yaitu wayang yang bentuknya kecil-kecil dan bahannya dibuat dari kayu.
  8. Wayang Jawa, yaitu wayang yang diciptakan Dutadilaga Sala. Isi ceritanya sejarah kerajaan Demak sampai berakhirnya Mataram. Keistimewaan wayang ini ialah dapat juga dipergunakan untuk menggambarkan cerita Menak, sahabat Nabi Muhammad SAW.
  9. Wayang Madya, wayang yang diciptakan oleh Mangkunagoro VII. Ceritanya merupakan lanjutan cerita wayang Purwa yakni sesudah Prabu Parikesit dan seterusnya sampai jaman Kerajaan Jenggala Kediri.
  10. Wayang Purwa, wayang yang menggambarkan cerita kitab Mahabarata dengan pokok cerita Baratayuda. Cerita wayang purwa ini mula-mula diujudkan sebagai lukisan pada daun rontal dan diciptakan oleh Prabu Jaya Baya Raja Kediri yang kemudian setelah mengalami jaman Majapahit dan Demak berubah bentuk serta bahannya, sehingga berwujud seperti sekarang ini dipahat dari samping pada kuli binatang.
  11. Wayang Dupara, wayang ini diciptakan oleh Sri Susuhan Paku Buwana X Surakarta. Ceritanya menggambarkan Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, sampai dengan Kartasura.
  12. Wayang Menak, wayang yang diciptakan oleh Trunadipa K. Isinya hanya khusus menggambarkan riwayat Menak sejak lahir, anak, dewasa, tua sampai mati. Wayangnya berjumlah 150 buah. Raden Samsudin Proboharjono menambahkan bahwa ceritanya wong Agung Menak Jayengmurti alias Amir Hamzah hingga lahirnya Nabi Muhammad SAW dan berkembangnya agama Islam.
  13. Wayang Kancil, wayang yang dicipatakan oleh Bah Bo Liem seorang Tionghoa tahun 1952 di Sala. Isi ceritanya dongeng kancil dan binatang untuk dipertunjukkan terutama pada anak-anak.
  14. Wayang Sasak, wayang yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disebut Sasak karena pembuatannya berasal dari etnis Sasak. Penatah wayang Sasak sampai saat ini ialah Amak Rahimah. Dahulu wayang Sasak dipergunakan untuk berdakwah agama Islam di pulau Lombok. Sekarang dipertontonkan dan untuk upacara adat, misalnya di masyarakat Malang kecamatan Gerung, kabupaten Lombok Barat. Bentuk wayang Sasak mirip dengan wayang kulit Gedog. Cerita wayang Sasak mengisahkan Amir Hamzah, yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.
  15. Wayang Perjuangan atau Wayang Sandiwara, wayang ini pada awalnya menggambarkan contoh kebaikan dan keburukan bernama wayang Sandiwara. Setelah 1945 diganti namanya dengan wayang Perjuangan. Isi ceritanya menggambarkan betapa kekejaman kolonial Belanda selama 350 tahun, penjajahan Jepang selama tiga setengah tahun hingga jaman kemerdekaan.
  16. Wayang Topeng, yaitu wayang yang pelaku-pelakunya memakai topeng.
  17. Wayang Wong atau Wayang Orang, yaitu wayang yang mulai diciptakan sejak Mangkunagoro IV Surakarta. Isi ceritanya seperti wayang Purwa hanya tokoh-tokoh pelakunya orang. Dimainkan di panggung dengan dekor-dekor semacam sandiwara, walaupun demikian masih memakai dalang juga.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *