Kedatangan Portugis ke Indonesia
Portugis merupakan salah satu bangsa di Indonesia yang mempelopori penjelajahan samudera. Portugis dan Spanyollah bangsa pertama yang berlomba-lomba untuk melakukan perjalanan menuju dunia baru. Banyak faktor yang membuat Portugis dan bangsa lain untuk menjelajah samudera, salah satunya adalah adanya semangat 3G, gold, glory gospel. Guna menghindari persengketaan antara Portugis dengan Spanyol kemudian dilakukan perundingan yang membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu Perjanjian Tordesillas. Portugis berayar ke arah timur, sedangkan Spanyol ke arah barat.
Keunggulan bangsa Portugis adalah keahlian dalam navigasi, pembuatan kapal, dan jua persenjataan sehingga berani melakukan penjelajahan samudera. Beberapa penjelajah samudera yang membawa bendera Portugis adalah Bartholomeus Diaz yang hingga Tanjung Harapan, Afrika Selatan, Vasco de Gama yang mencapai India, dan kemudian dilanjutkan oleh Alfonso de Albuquerque yang berhasil menguasai Malaka. Rute perjalanan samudera portugis adalah dari Lisbon kemudian menyusuri pantai barat Afrika hingga melintasi ujung benua Afrika dimana ada Tanjung Harapan, kemudian melintasi samudera Hindia hingga sampai India. Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis telah berhasil mencapai Kalikut India (1498). Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Goa (1509).
Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque, Portugis berhasil menguasai Malaka. Dampak dari penguasaan Portugis terhadap Malaka, kemudian para pedagangan Islam memindahkan tempat perdagangan menuju daerah pesisir pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Berkuasanya Portugis di Malaka juga berpengaruh terhadap rute perdagangan yang diambil oleh bangsa Belanda. Untuk menghindari Portugis, Bangsa Belanda tidak melalui selat Malaka melainkan melalui pantai barat pulau Sumatera hingga sampai Selat Sunda.
Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius.
Berbagai perlawanan dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap kesewenang-wenangan Portugis. Kerajaan Aceh mengangkat senjata terhadap Portugis dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1629. Aceh melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka dikarenakan monopoli yang dilakukan Portugis di Malaka sangat merugikan Aceh, terutama saat Portugis menangkap kapal dagang Aceh.
Di Demak pernah melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1512 dan 1513 yang dipimpin oleh Adipati Unus atau sering disebut Pangeran Sabrang Lor. Akan tetapi usaha yang dilakukan belum mampu mengusir Portugis di Malaka. Awal tahun 1527 Portugis datang ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dengan kemenangan Demak, dan berhasil merebut Sunda Kelapa (1527) yang kemudian namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya kerajaan yang jaya (menang).
Ketika Portugis berada di Maluku, awalnya mendapatkan sambutan yang baik dari rakyat Ternate. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang terjadi antara kerajaan Ternate dengan Kerajaan Tidore. Pada saat itu Ternate bekerjasama dengan Portugis untuk mengalahkan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Portugis diperbolehkan untuk mendirikan benteng Saint John di Ternate. Pada akhirnya rakyat Ternate menyadari kalau hanya diperalat oleh Portugis sehingga kemudian melakukan upaya untuk mengusir Portugis dari Maluku. Hal itu berhasil dilakukan saat perlawanan Kerajaan Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah yang berhasil mengusir Portugis. Pada tahun 1575 Portugis meninggalkan Maluku menuju Timor Leste.
Pengaruh Portugis di Indonesia antara lain:
- Penyebaran agama Kristen Katholik di Indonesia
- Alat music keroncong
- Tanjidor (tangedor) dan Ondel-ondel
- Kampung Tugu Jakarta utara terdapat banyak keturunan Portugis
- Nama-nama orang Indonesia timur yang mendapat pengaruh dari Portugis
- Penggunaan bahasa Portugis yang diserap dalam bahasa Indonesia seperti mesa (meja), tolo (tolol) bandaira (bendera), boneca (boneka)
Related Posts
-
VOC pada masa J.P Coen
Tidak ada Komentar | Sep 1, 2016
-
Kehidupan Ekonomi Pada Masa VOC
Tidak ada Komentar | Nov 17, 2016
-
Politik devide et Impera VOC
Tidak ada Komentar | Okt 15, 2016
-
Kekuasaan Perancis di Indonesia
Tidak ada Komentar | Agu 28, 2016
About The Author
doni setyawan
Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
portugis datang ke maluku untuk monopoli perdagangan rempah rempah