Taktik Perang Gerilya
Perang Gerilya merupakan salah satu strategi yang diterapkan pada saat mempertahankan kemerdekaan. Tentara Indonesia yang kalah dalam segi kualitas tentara dan persenjataan, kemudian menerapkan taktik perang gerilya. Taktik ini membuat tentara Belanda mengalami kewalahan, dikarenakan tidak dapat memprediksi pasti dimana tempat tentara Indonesia berada. Taktik ini pernah digunakan dalam Perang Diponegoro (1825-1830).
Ciri sistem Perang Gerilya / Wehkreise
- Suatu wilayah terbagi menjadi sejumlah lingkaran pertahanan yang dapat berdiri sendiri, bernama wehkreise. Wilayah itu terletak di kawasan luar kota dan pegunungan
- Tiap Wehkreise memiliki pemerintahan sekaligus pertahanan gerilya yang total (melibatkan semua kekuatan) dan dinamis(tidak terikat pada satu lokasi). Tujuannya adalah menghambat gerak pasukan Belanda. Apabila musuh terus mendesak, dilakukan pengungsian dan bumi hangus total.
- Selain menggalang pertahanan, tiap wehkreise harus mampu menyusup kebelakang garis pertahanan musuh dan membentuk kantong pertahanan di dalam daerah musuh.
Keampuhan taktik Perang Gerilya/ Wekreise:
- Pasukan Belanda hanya menguasai wilayah terbatas di kota-kota, sedangkan wilayah luar kota yang luas tetap dikuasai oleh TNI
- Karena semua kekuatan termasuk rakyat terlibat dalam pertahanan gerak pasukan Belanda dapat dikuasai dengan cepat. Akibatnya, saat Belanda melakukan gempuran terhadap suatu wilayah pertahanan, wilayah itu telah ditinggalkan dalam keadaan bumi hangus.
- Pasukan TNI dapat melakukan serangan mendadak terhadap pesukan Belanda, lalu dengan cepat menghilang sebelum Belanda sempat membalas.
- Konsilidasi dapat dengan cepat dilakukan sesuai dengan tuntutan keadaan.
Saat Agresi Militer II terjadi Jenderal Sudirman segera memutuskan bahwa untuk menghadapi Belanda tidak mungkin secara frontal tetapi harus dengan taktik yang lebih jitu, yaitu Perang Gerilya dan memberi kebebasan kepada para komandan pasukan untuk meklakukan serangan serangan kepada pasukan Belanada tanpa harus menunggu komando Panglima Besar. Dalam kondisi sakit paru-paru yang parah Jenderal Sudirman bergerilya keluar Yogyakarta. Perlawanan tersebut sangat efektif dalam mengacaukan kekuatan militer Belanda. rakyat juga beperan dalam perang gerilya ini yakni dengan menyediakan kebutuhan hidup untuk tentara yang sedang berperang dan juga kadang menyembunyikan tentara di dalam rumah-rumah mereka.
Related Posts
-
Kedatangan Portugis ke Indonesia
1 Komentar | Jul 27, 2016
-
Konferensi Meja Bundar : Pengakuan Kedaulatan Indonesia
Tidak ada Komentar | Apr 13, 2016
-
Materi Daring Respon Internasional terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tidak ada Komentar | Jul 27, 2021
-
Hak Istimewa VOC
Tidak ada Komentar | Agu 14, 2016
About The Author
doni setyawan
Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih