Kepuasan yang dicari : Telolet

bisPernah nggak kamu melihat anak-anak di sekitar lampu merah sambil membawa HP, Yanindra?  Kalau nggak yang di pinggir jalan raya, mesti sering kamu jumpai. Sesekali lihatlah secara detail wajah meraka, nampak penuh dengan kegembiraan dan semangat yang menyala-nyala. Bukan, bukan karena mereka menunggu di pinggir jalan untuk menyambut kedatangan presiden seperti anak-anak zaman dahulu yang dikomandoi oleh gurunya agar tersenyum manis ketika mobil iring-iringan presiden lewat. Bukan juga karena mereka menunggu kalau-kalau ada mbak-mbak gemes yang lewat terus bisa mereka foto.

Biasanya anak-anak itu berdiri di sekitar lampu merah sambil membawa HP. Mereke berdiri berjejer-jejer, seakan menunggu sesuatu yang mau lewat. HP yang ada di tangan mereka, menurutku bukan untuk mem-fotoku yang sedang berhenti karena lampu yang menyala berwarna merah. Bukan juga untuk menunggu kamu lewat kemudian mem-fotomu, Yanindra. Mereka tidak membutuhkan mu, walaupun kamu menghilang, mereka tidak akan menggubris hal itu.

Anak-anak itu berlarian sambil membidikan kamera HP menuju objek yang ada di belakang ku. Aku kira yang ada dibelakangku mbak-mbak gemes yang gemesin, ternyata bukan, Yanindra. Ternyata mereka mem-foto bis pariwisata yang ada di belakang ku. Oh jadi kamu kalah gemesin dibandingkan dengan bus pariwisata, Yanindra. heuheuheu

Kasihan…

Setelah beberapa hari aku berpikir keras tentang peristiwa itu. Mosok ada yang lebih gemesin dibandingkan dengan mbak-mbak gemes.

Hasil renunganku menghasilkan sebuah hipotesa yang mungkin di suatu saat nanti akan terpatahkan kebenarannya, karena ini bukanlah dogma. Menuru hasil pemikiranku, ternyata gemesin itu relatif. Sebenarnya ini bukan pemikiran ku sendiri, akan tetapi pemikiran orang-orang sebelum ku yang sudah mendefinisikan hal tersebut. Di dunia ini semua relatif, tergantung sudut pandang masing-masing. Unsur subjektif tidak bisa dilepaskan dari sosok manusia.

Perkumpulan anak-anak itu namanya Bis Mania, Yanindra

bis maniaMereka beramai-ramai mengumpulkan foto-foto bus yang memiliki berbagai corak gambar pada bagian badannya. Panah matahari yang menyengat tidak mereka hiraukan. Mereka sebagian besar adalah anak-anak sekolah tingkat SD dan SMP. Pada hari minggu biasanya mereka akan janjian berbondong-bondong untuk pergi ke pinggir jalan hanya guna menunggu bisa yang mau lewat. Bahkan kadang saat mereka masih sekolah, saat istirahat, bagi mereka yang sekolahnya terletak di pinggir jalan, mereka akan menyempatkan waktu untuk keluar sekolah guna mem-foto bisa yang lewat. Bahkan mereka sampai tahu jadwal bus pariwisata yang lewat itu jam berapa.

Selain mem-foto gambar yang ada di body bus, hal yang mereka tunggu-tunggu salah satunya adalah klakson dari bus tersebut.

Telolet telolet telolet…

Kira-kira seperti itu bunyinya, Yanindra

Mereka memiliki kode dengan menggunakan tangan untuk meminta sopir mengklakson mereka. Sopir yang gaul dan yang tahu, akan menuruti permintaan tersebut dengan membunyikan klaksonnya.

Telolet telolet telolet

Anak-anak kecil bercingkrak kegirangan, Yanindra. Mereka senangnya luar biasa. Hari minggu yang bisa digunakan untuk menghabiskan waktu di rumah bersama kelaurga, mereka habiskan dijalanan bersama teman-teman guna melakukan acara tersebut. Kedua itulah yang mereka cari, foto dan klakson dari bus. Bukankah download dari internet bisa??? Ngapain susah-susah harus berpanas-panasan di pinggir jalan. Harus berlarian kesana kesini menyambut bus yang lewat. Kadang hasil jepretan foto juga kurang memuaskan. Kan kalau download dari internet bisa mendapatkan gambar yang bagus.

“kepuasan om” kata siswa bimbel ku, Yanindra. siswa bimbel ku itu mengatakan bahwa memori HPnya penuh dengan gambar bus. Katanya sih lebih dari seribu. Beda sekali dengan memori HPku yang penuh dengan mbak-mbak gemes. Heuheuheu

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *