Keterlibatan Amerika dalam Perang Teluk II

gulf_warPasca adanya invasi yang dilakukan Irak, Kuwait meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi guna membantuk Kuwait. Tidak di pungkiri Irak pernah menjadi kawan dan sekutu dari AS, terutama pasca revolusi di Iran yang berhasil menumbangkan rezim Shah Iran yang pro Amerika. Peranan kepentingan Amerika menjadi utama dalam keterlibatan negara super power tersebut terhadap konflik antara Irak dengan Kuwati.

Faktor faktor yang membuat Amerika Serikat terlibat dalam Perang Teluk II antara lain:

Pertama, persaingan dengan negara super power lainnya, Uni Soviet. Meskipun pada awal invasi Irak ke Kuwait, Soviet belum runtuh, Perang Dingin dirasa telah usai. Sangat jelas sekali, terlepas bahasan siapa yang menang dan kalah, bahwa Amerika Serikat telah bangkit dari konfrontasi superpower menuju kepemimpinan atas “Free World”. Amerika juga ingin menunjukkan bahwa dalam era pasca Perang Dingin, ia tidak akan mentolerir pelanggaran batas wilayah, proliferasi senjata nuklir, biologis dan kimia –walaupun Irak mendapatkan semuanya sebagai hadiah dari Paman Sam, ancaman atas supply minyaknya, atau gangguan atas sekutunya dan perdamaian dunia Sementara itu, Gorbachev sendiri juga sangat menggantungkan dirinya pada bantuan ekonomi dari Barat.

Kedua, Kendali atas harga minyak dunia. Kaum realis akan sangat mudah menghubungkan keputusan Amerika ini dalam sebuah konteks harga minyak dan siapa yang mengendalikannya. Dimana prinsip kedaulatan negara sangat penting bagi kaum realis, minyak menjadi determinan bagi keberlangsungan hidup dunia industri. Jika Irak berhasil menganeksasi Kuwait, maka Irak akan megnendalikan 20% cadangan minyak dunia. Artinya, Irak juga akan mendominasi OPEC dan jika saja tidak langsung menyerang Arab Saudi, maka rusaknya pasaran harga minyak akan mengacaukan perekonomian Arab Saudi.

Ketiga, Mencegah munculnya pesaing baru dalam kapabilitas militer. Irak mendapatkan hadiah dari AS berupa persenjataan kimia biologis pada waktu Perang Teluk I. Ketidak samaan ide yang dimiliki oleh pemerintahan Bush dan Saddam yang juga memimpin partai sosialis Baath menjadi eminent danger yang akan membahayakan homeland AS.

Keempat, melindungi sekutu dekatnya di Timur Tengah, Israel yang mendapatkan ancaman dari Irak, sekaligus melindungi jalur pipa minyak (Kurdi), dan jalur pengapalan minyak (Selat Hormuz) yang menyuplai 60 % konsumsi minyak dunia. Di dalam negara sekutu Amerika, banyak terdapat pekerja ekspatriat yang terancam kemanannya, dan ini terbukti, setelah masuk ke Kuwait, pasukan Saddam menyandera banyak pengungsi asing. Sementara itu di era kemenangan liberalisme global, faktor geo politik dan geo strategi telah digantikan dengan faktor geo-ekonomi, sehingga faktor penunjang ekonomi juga perlu diperhatikan vitalitasnya.

Kelima ingin menegakkan Ham dan demokrasi di Timur Tengah. Isu-isu demokratisasi dan isu-isu HAM misalnya telah menjadi komoditi jualan dari langkah Amerika untuk menekan sebuah komunitas atau negara yang dianggap berhadapan diametral- antagonis dengan garis politiknya. Sehingga atas nama HAM dan Demokrasi Amerika sering kali melakukan intervensi secara terang-terangan terhadap negara lain. Kasus Panama misalnya adalah bukti tak terbantahkan dari intervensi Amerika sebagai polisi dunia. Selain itu Amerika Serikat sering kali menunjukan pola politik standar gandanya yang selalu menampilkan dua sisi yang bertolak belakang.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *