Manusia Purba di Indonesia
|Manusia purba pada masa pra aksara hidup di sekitar sungai dan lembah-lembah subur, misalnya saja di Lembah Bengawan Solo dan di Lembah Sungai Brantas. Lembah Bengawan Solo dan Brantas merupakan lingkungan tempat tinggal (Situs) manusia purba. Sebab manusia purba hidup di sekitar sungai adalah terpenuhinya kebutuhan pangan mereka dari sungai. Hal ini dibuktikan dengan adanya tumpukan-tumpukan kerang di daerah sekitar sungai. Sungai pada masa purba diperkirakan sangat luas tidak seperti sekarang ini.
Sungai maupun lembah merupakan tempat hidup manusia purba zaman dahulu. Lahan sekitar sungai biasanya menyediakan berbagai macam benda yang dibutuhkan oleh manusia purba. Maka dari itu sekarang ini kita tidak perlu heran kalau disekitar sungai-sungai terdapat perumahan. Karena sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan. Beberapa jenis manusia puba yang terdapat di Indonesia adalah:
Megantrhopus Paleojavanicus
Fosil Megantrhopus ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran (Solo). Megantrhopus Paleojavanicus berarti “manusia raksasa tertua dari Jawa”. Jenis manusia purba tersebut diperkirakan sebagai jenis manusia purba tertua di Indonesia. Ciri-ciri Megantrhopus Paleojavanicus adalah:
- Bertubuh tinggi besar
- Memiliki rahang bawah yang tegap dan geraham yang besar
- Tulang pipi tebal
- Tonjolon kening yang mencolok
- Tonjolan belakang kepala yang tajam
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus ditemukan pada tahun 1890 di daerah Trinil Ngawi oleh Eugene Dubois. Secara etimologi Pithecantrhopus Erectus berarti manusia kera berjalan tegak. Manusia jenis ini diperkirakan oleh para ilmuwan merupakan jawaban dari missink link dari teori evolusi Darwin. Jenis manusia seperti Pithecanthropus Erectus juga ditemukan di Cina yang diberi nama Sinanthropus Pekinensis. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus antara lain:
- Berbadan dan berjalan tegak
- Tinggi badan sekitar 165-170 cm
- Volume otak antara 750-1300 cc
- Memiliki fisik seperti kera
Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba di Mojokerto oleh Von Koeningswald. Nama manusia purba tersebut adalah Pithecanthropus Mojokertensis. Cirri-cirinya adalah:
- Berbadan tegak
- Tidak memiliki dagu
- Bentuk kening menonjol
- Tinggi badan 165-180 cm dengan volume otak 750-1300
- Tulang rahang dan geraham cukup kuat
Homo Sapiens
Manusia purba jenis Homo lebih sempurna dibandingkan dengan manusia purba lainnya. Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’ baik dari segi fsik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang-kadang Homo sapiens juga diartikan dengan ‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalam berpikir dan menyiasati tantangan alam. Cirinya antara lain: Volume otaknya antara 1000 – 1200, Tinggi badan antara 130 – 210, Otot tengkuk mengalami penyusutan, Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan, Muka tidak menonjol ke depan, Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna. Beberapa fosil manusi purba jenis homo yang ditemukan di Indonesia antara lain:
Homo Soloensis
Fosil Homo Soloensis ditemukan pada tahun 1931-1934 di desa Ngandong Sragen oleh Ter haar dan Ir. Oppenorth. Homo Soloensis adalah manusia purba dari Solo. Homo Soloensis kemudian diteliti oleh Von Koenigswald. Cirri-ciri Homo Soloensis adalah:
- Berbadan tegap dan tinggi sekiatar 180 cm
- Memiliki volume otak yang lenih besar daripada Pithecanthropus Erctus
- Tengkorak Homo Soloensis lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus
Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis ditemukan di Desa Wajak Tulungagung Jawa Timur. Penemuan pertama oleh Von Reitschoten pada tahun 1889. Homo Wajakensis berarti manusia purba dari wajak. Ciri dari Homo Wajakensis adalah:
- Berbadan tegap dan berjalan lebih tegap dengan tinggi 130-220 cm.
- Memiliki otak besar dan otak kecil yang sudah berkembang dengan rata-rata volume otak sekitar 1,350-1.450
- Memiliki bentuk tulang tengkorak lebih bulat dan bentuk muka yang tidak terlalu menonjol.
Homo Floresiensis
Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Manusia Liang Bua mempunyai ciri tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus (1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400 cc), dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc).
Untuk materi secara lengkap mengenai Manusia Purba di Indonesia dan Dunia serta materi lainnya silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih