Zaman Pra Aksara
|Salah satu pemababakan masa pra aksara ditinjau dari segi peninggalan manusia purba. Peninggalan tersebut bisa berupa alat-alat hidup juga bisa berupa fosil-fosil manusia purba. Pembabakan secara arkeologi ditinjau dari benda yang ditinggalkan, yakni bahan-bahan dari alat tersebut. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari artefak kuno. Pembabakan Prasejarah menurut kajian Arkeologi didasarkan pada alat-alat yang dipegunakan manusia, mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga yang paling maju. Berdasarkan arkeologi masa prasejarah dibagi menjadi 2 masa yakni:
Zaman batu
Zaman batu adalah masa kehidupan awal manusia yang ditandai dengan alat-alat batu sebagai peralatan hidup manusia. Zaman batu terbagi menjadi:
Zaman Paleolitikum
Zaman Paleolitikum artinya zaman batu tua (awal). Zaman ini ditandai penggunaan perkakas yang sangat primitive. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini adalah:
- Hidup secara berkolompok
- Berdiam disekitar aliran sungai, goa atau pohon.
- Mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan berburu sehingga selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden).
Di Indonesia manusia purba yang hidup adalah pithecanthropus erectus, pithecanthropus robustus, meganthropus paleojavanicus, homo soloensis dan homo wajakensis. Peralatan yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald di daerah Pacitan adalah kapak genggam dan chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Penggunaan kapak genggam sebagai alat berburu hampir merata diseluruh wilayah Indoensia di antaranya Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Lahat. Bengkulu, Bali, Flores dan Timor.
Zaman mezolitikum
Zaman mezolitikum artinya zaman batu tengah (madya) atau disebut juga zaman mengumpulkan makanan tingkat lanjut dimulai pada akhir zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri zaman mezolitikum:
- Manusia yang hidup adalah bangsa melanesoid yang merupakan nenek moyang orang papua, semang, aeta, sakai, dan Aborigin
- Food gathering (mengumpulkan makanan)
- Tinggal di gua di bawah bukit karang (abris souche roche)
- Munculnya kesenian pada dinding gua, yaitu gua leang-leang di Sulawesi Selatan oleh Ny. Heeren Palm pada tahun 1950.
- Peralatan yang digunakan adalah Kapak sumatera (pebble culture) alat-alat dari tulang hewan (bone culture) dan alat serpih (flakes culture). Van stein Callenfels menemukan alat-alat berupa mata panah, flakes, batu penggiling di gua lawa dekat sampung, Ponorogo.
- Ditemukan kjokenmonddinger (sampah dapur)
Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum artinya zaman batu baru (muda). Di Indonesia zaman neolitikum diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 SM. Cirri dari zaman Neolitikum:
- Food producing (menghasilkan makanan), yaitu dengan bercocok tanam dan memelihara ternak.
- Kehidupan menetap (sedenter) di rumah panggung untuk menghindari binantang buas
- Adanya perubahan pola hidup (Revolusi kebudayaan) yakni perubahan pola hidup yang berpindah pindah menjadi menetap.
- Peralatan hidup yang digunakan adalah: beliung persegi dan kapak lonjong. Kepak persegi menyebar di indoneisa bagian barat diperkirakan budaya ini berasal dari kebudayaan Boscon Hoabinh. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang.
Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Peninggalan megalitikum ditemukan di Nias, Sumba, Flores, sumatera selatan, Sulawesi tenggara dan Kalimantan dalam bentuk:
- Menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan)
- Dolmen (meja batu untuk menaruh sesajen)
- Sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati)
- Kubur batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat)
- Punden berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan)
- Arca (perwujudan subjek pemujaan berupa manusia atau hewan)
- Waruga (kubur batu berbentuk kubus tempat menyimpan mayat)
Zaman logam (zaman perundagian).
Zaman logam ditandai dengan ditemukannya teknik pembuatan alat-alat logam untuk menunjang kehidupan manusia. Di Indonesai zaman logam sering disamakan sebagai zaman perunggu karena penemuan alat-alat logam yang didominasi oleh alat-alat perunggu sekalipun terdapat alat-alat dari besi dalam jumlah sedikit. Zaman perunggu. Manusia purba Indonesia hanya mengalami zamn perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (proto melayu) dengan deutro melayu (melayu muda). Manusia memiliki kepanadian dalam jal melebur perunggu.
Teknik yang dikenal di Indonesia berasal dari budya Dong Son di Tonkin (Vietnam). Teknik yang digunakan dalam pembuatan logam adalah bivolve dan cire perdue. Teknik Bivolve adalah teknik pembuatan logam dengan menggunakan cetakan dari batu, sedangkan cire perdue merupakan cetakan yang terbuat dari lilin. Kapak perunggu di Indonesia terdapat berbagai bentuk. Artefak yang paling menarik adalah gendering perunggu yang amat besar disebut nekara. Selain itu terdapat moko yang memiliki kemiripan dengan nekara, tetapi memiliki bentuk yang lebih tinggi dan ramping. Moko banyak ditemukan di Bali.