Pendidikan Karakter
|Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Menurut Mortimer J. Adler dalam Arifin, M. (2003: 12) mengemukakan bahwa Pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar yang didalamnya memiliki unsur-unsur penunjang seperti pendidik, peserta didik, tujuan, metode dan fasilitas-fasilitas, sehingga semuanya akan menuju pada suatu hasil yang dianggap bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Menurut Simon Philips karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau perbuatan ayng telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Dengan demikian, kaakter bangsa sebagai kondisi watak ayng merupakan identitas bangsa (Masnur Muslich (2011:70).
Lickona berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat (Saptono, 2011: 23). Sedangkan menurut Winton pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru yang untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Muchlas & Hariyanto, 2011: 43)
Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Kemendiknas, 2010).
Pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara menyediakan ruang bagi figure keteladanan bagi anak didik dan menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan, keamanan yang membantu suasana pengembangan diri satu sama lain dalam keseluruhan dimensinya (teknis, intelektual, psikologis, moral, social, estetis, dan religious) (Doni Koesoema, 2007: 135).
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Sofan Amri dkk, 2011: 31).
Arah dan kebijakan pendidikan karakter menjadi bagian dari upaya pencapaian visi pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Tahun 2005-2025. Pendidikan karakter sejalan dengan prioritas pendidikan nasional, dapat dicermati dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap jenjang pendidikan yang diterbitkan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL. Pada setiap rumusan SKL dicoba diberikan tentang kaakter apa yang dapat dikembangkan pada pendapaian setiap SKL (Muchlas & Hariyanto, 2012: 27).
Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Lickona dalam Saptono, 2011 menjabarakan sebelas prinsip Pendidikan Karakter yang harus diperhatikan di sekolah, sebagai berikut:
- Berkomitmen pada nilai-nilai etis inti
- Karakter harus dipahami secara utuh, mencakup pengetahuan atau pemikiran, perasaan dan tindakan
- Bersikap proaktif dan bertindak sistematis dalam pembelajaran karakter dan tidak sekadar menunggu datangnya kesempatan
- Membangun suasana saling memperhatikan satu sama lain dan menjadi dunia kecil mengenai masyarakat yang saling peduli
- Kesempatan untuk mempraktikkan tindakan moral harus bervariasi dan tersedia bagi semua
- Studi akademis harus menjadi hal utama
- Mengembangkan cara-cara meningkatkan motivasi intrinsic siswa yang mencakup nilai-nilai inti
- Bekerja sama dan mendialogkan norma mengenai pendidikan karakter
- Guru dan siswa harus berbagi dalam kepemimpinan moral sekolah
- Orang tua dan masyarakat harus menjadi rekan kerja dalam pendidikan karakter di sekolah
- Harus dilakukan evaluasi mengenai efektifitas pendidikan karakter di sekolah, terutama terhadap guru dan karyawan, serta siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan., Ahmad & Tatik. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran: Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Arifin, M. (2003). Filsafat Pendidikan Islam Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemendiknas. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Koesoma, Doni. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi mendidik anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muchlas, Samani & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Salatiga: Penerbit Erlangga.
Masnur, Muslich. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan dan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.