Taktik Belanda dalam Perang Diponegoro
Perlawanan Pangeran Diponegoro sangat memberatkan bagi Belanda. Pertempuran meletus pada tanggal 20 Juli 1825 di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke Dekso dan di daerah Plered, pasukan Diponegoro dipimpin oleh Kertapengalasan yang memiliki kemampuan cukup kuat. Dengan dikumandangkannya “Perang Sabil” di Surakarta oleh Kyai Mojo, di Kedu oleh Kyai Hasan Besari banyak pasukan Belanda yang terpukul mundur.Belanda menggunakan usaha dan tipu daya untuk mematahkan perlawanan, antara lain :
- Siasat Benteng Stelsel yang dilakukan oleh Jenderal De Kock.
- Siasat bujukan, agar perlawanan menjadi mereda.
- Siasat pemberian hadiah sebesar 20.000 ringgit kepada siapa saja yang mampu menangkap Pangeran Diponegoro.
- Siasat tipu muslihat, yaitu ajakan berunding kemudian ditangkap.
Belanda menawarkan perundingan untuk menjebak Diponegoro tanggal 28 Maret 1830 bertempat di rumah Residen Kedu, Magelang. Akhirnya Pangeran Diponegoro berhasil ditangkap dan dibawa ke Manado yang kemudian tahun 1834 dipindah ke Ujung Pandang sampai meninggal 8 Januari 1855.
Related Posts
-
Penjelajah Samudera
1 Komentar | Jul 27, 2016 -
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Tidak ada Komentar | Jul 27, 2016 -
Politik devide et Impera VOC
Tidak ada Komentar | Okt 15, 2016 -
Pemerintaham Herman W. Daendels
Tidak ada Komentar | Jan 30, 2018
About The Author

doni setyawan
Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih