Zaman Pendudukan Jepang Di Indonesia
|Sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanah bumi ibu pertiwi sudah berulang kali mengalami penjajahan oleh bangsa lain. Bangsa penjajah memeras kekayaan yang ada di negeri ini. Para penguasa colonial memeras baik itu kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di negeri ini. Salah satu negara yang pernah menjajah negeri ini adalah bangsa Jepang. Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya Perang Dunia II di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945). Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan supremasi (keunggulan dan kekuasaan). Jepang juga menjadikan daerah-daerah di Asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya.
Sejak awal abad 20 Jepang telah menjadi negara industri dan mulai melaksanakan imperialisme modern saat itu Jepang berhasil menduduki korea dan cina. Pada awalnya dulu, Jepang menerapkan politik isolasi alias menutup diri dari pengaruh asing. Pada zaman Kaisar Meiji, dilakukan pembaharuan besar-besaran terhadap Jepang. Reformasi yang dilakukan oleh Meiji sering disebut sebagai restorasi Meiji. Pembaharuan tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Jepang dari negara Eropa Barat. Setelah restorasi tersebut, kemudian Jepang tumbuh menjadi negara imperialias. Jepang memiliki cita-cita ingin membentuk persemakmuran Asia Timur Raya, dengan slogan yang terkenal yakni hakko I chiu. Kemudian Jepang melakukan ekpansi terhadap negara-negara yang ada di sekitarnya.
Negara raksasa cina didudukinya pada tahun 1937. Ketika Jepang menduduki indocina, pada juli 1941 Amerika Serikat tidak menyetujui tindakan tersebut. Tindakan protes Amerika Serikat dilakukan dengan menghentikan penjualan karet, baja lemepngan, minyak bumi dan lain-lain yang sangat dibutuhkan jepang. Jepang memutuskan untuk menyerang daerah-daerah koloni eropa di Asia Tenggara tujuannya untuk memperoleh barang-barang kebutuhan perang. Dengan itu Jepang yakin bahwa serangan tersebut menimbulkan perang dengan Amerika Serikat. Jepang mendahului serangan terhadap Pearl Habour, Hawai pada 7 Desember 1941.
Tujuan Jepang menyerang pangkalan perang Amerika yakni menghancurkan kekuatan militer Amerika Serikat. Setelah menghancurkan pearl harbour, Jepang meneruskan serangan ke Philipina pada 10 Desember 1941 dan berhasil menduduki luzon dan batoon, lalu pada tanggal 16 Desember berhasil menduduki Burma. Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu Tarakan, Kalimantan timur dan berhasil menduduki pulau kalimantan. Pendudukan ini merupakan salah satu taktik Jepang dengan menguasi tempat penghasil minyak yang dibutuhkan Jepang. Dari Kalimantan Jepang meneruskan serangannya ke Jawa sebagai pusat bertahan Belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah lainnya.
Perjanjian Kalijati
Pendudukan Jepang di Indonesia di kota Tarakan pada 10 januari 1942. Selanjutnya Jepang melebarkan sayapnya hingga ke Minahasa, Balikpapan, Ambon, Pontianak, Makassar, Banjarmasin, Palembang dan Bali yang berhasil dikuasai Jepang dari kurang waktu Januari – Februari 1942. Jawa menjadi sasaran terakhir Jepang dikarenakan Jawa merupakan pusat kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada tanggal 28 Ferbuari 1942, Letjen Imamura mendarat ditiga tempat yaitu Merak (Banten), Eretab Wetan, dan Kranggan (Indramayu). Jakarta di duduki pada tanggal 5 Maret 1942. Tentara Belanda yang pada saat itu masih berkuasa di Indonesia mengalami kekalahan demi kekalahan menghadapi serangan tentara Jepang, dan akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati-Subang. Jepang diwakili oleh Jenderal Imammura, sedangkan Belanda diwakili oleh Jenderal Ter Poorten.
Pembagian wilayan Indonesia oleh Jepang
Masa pendudukan Jepang di Indonesia berbeda dengan masa penjajahan Belanda pada penjajahan Belanda pemerintah di pegang oleh pemerintah sipil sedangkan massa pendudukan Jepang di pimpin oleh militer dalam menjalankan pemerintahannya di Indonesia di bagi dalam 3 wilayah kekuasaan militer yaitu sebagai berikut :
- Wilayah I, meliputi P. Jawa dan Madura dengan pusat komando pertahanan di Batavia dipimpin oleh ke-16 AD
- Wilayah II, meliputi P. Sumatera dan Kepulauan di sekitarnya dengan pusat komando pertahanan di bukit tinggi dipimpin oleh tentara ke-25 AD.
- Wilayah III, meliputi p. Kalimantan, sulawesi, sulawesi, maluku, bali dan nusa tenggara dengan pusat komando pertahanan di makasar dipimpin oleh Armada Selatan ke-2 Al di Makassar.
Pada dasarnya pemerintahan pendudukan Jepang adalah pemerintahan militer yang sangat diktator. Untuk mengendalikan keadaan, pemerintahan dibagi menjadi beberapa bagian. Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara ke 16 dengan pusatnya di Jakarta. Sumatera diperintah oleh Tentara ke 25 dengan pusatnya di Bukittinggi (Sumbar). Sedangkan Indonesia bagian Timur diperintah oleh Tentara ke-2 (Angkatan Laut) dengan pusatnya di Makasar (Sulsel). Pemerintahan Angkatan Darat disebut Gunseibu, dan pemerintahan Angkatan Laut disebut Minseibu.
Masing-masing daerah dibagi menjadi beberapa wilayah yang lebih kecil. Pada awalnya, Jawa dibagi menjadi tiga provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) serta dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Pembagian ini dianggap tidak efektif sehingga dihapuskan. Akhirnya, Jawa dibagi menjadi 17 Karesidenan (Syu) dan diperintah oleh seorang Residen (Syucokan). Keresidenan terdiri dari kotapraja (Syi), kabupaten (Ken), kawedanan atau distrik (Gun), kecamatan (Son), dan desa (Ku).
Sumatera dibagi menjadi 10 karesidenan dan beberap sub-karesidenan (Bunsyu), distrik, dan kecamatan. Sedangkan daerah Indonesia Timur yang dikuasai Angkatan Laut Jepang dibagi menjadi tiga daerah kekuasaan, yaitu: Kalimantan, Sulawesi, dan Seram (Maluku dan Papua). Masing-masing daerah itu dibagi menjadi beberapa karesidenan, kabupaten, sub-kabupaten (Bunken), distrik, dan kecamatan. Pembagian daerah seperti di atas dimaksudkan agar semua daerah dapat diawasi dan dikendalikan untuk kepentingan pemerintah balatentara Jepang. Namun, untuk menjalankan pemerintahan yang efektif dibutuhkan jumlah personil (pegawai) yang banyak jumlahnya.
Jepang yang menanamkan bangsa dan negerinya Nippon berusaha mengarahkan semua di Indonesia untuk mendukung dalam perang melawan Sekutu, selain itu Jepang berupaya untuk mempertahankan wilayah Indonesia dari ancaman Sekutu dengan cara melibatkan rakyat Indonesia dalam beberapa organisasi. Rakyat Indonesia menyambut dengan gembira kedatangan Jepang ke Indonesia. Beberapa propaganda yang dibuat oleh Jepang mampu membuat rakyat bersimpati terhadap kedatangan Jepang. Propaganda Jepang antara lain: Jepang menyatakan bahwa mereka adalah saudara tua bagai bangsa-bangsa di Asia. Bangsa Indonesia menganggap pernyataan tersebut sebagai hal yang benar, karena bahwa bangsa jepang hampir mirip dan memiliki persamaan dengan bangsa Indonesia.
Adanya semboyan bangsa Jepang yang terkenal dengan Gerakan Tiga A yakni : Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia. Menarik simpati lewat pendidikan, para pelajar Indonesia diundang untuk beljar di Jepang melalui program bea siswa yang mereka sediakan. Jepang berusaha untuk menarik simpati lewat program haji ke Makkah bagi orang-orang yang beragama Islam. Di bidang ekonomi, Jepang menjalankan politik dumping, yakni menjual barang-barang dengan harga lebih murah di luar negeri dari pada di Jepang sendiri. Berbagai Organisai Propagan kemudian dibentuk oleh Jepang.
Ekspolitasi yang dilakukan Jepang
Pemerintah pendudukan Jepang merupakan pemerintahan militer. Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan perang pada saat itu, semua jenis kegiatan diarahkan untuk kepentingan perang. Pemerintah pendudukan Jepang telah melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya alam Indonesia serta tenaga manusia yang ada demi memenangkan perang melawan sekutu. Cara-cara Jepang di Indonesia mengeksploitasi sumber kekayaan alam:
- Petani harus menyerahkan hasil panen, ternak dan harta milik serta mereka yang lain kepada pendudukan Jepang untuk biaya perang asia pasifik.
- Hasil kekayaan alam di Indonesia yang berupa hasil tambang perkebunan dan hutan di angkut ke jepang.
- Jepang memaksa penduduk untuk menanam pohon jarak pada lahan pertanian.
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Pendudukan Jepang
Jepang pada mulanya mendapat sambutan baik oleh sebagian rakyat Indonesia karena mereka datang dengan semboyan sebagai saudara tua yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan Barat. Namun pendudukan Jepang di Indonesia dalam beberapa bulan saja telah menunjukkan kekejamannya, bala tentara Jepang melakukan penindasan, pemerasan tenaga, perampasan kekayaan alam dan sebagainya. Semua organisasi politik yang ada pada saat itu dilarang. Satu-satunya organisasi politik berdasarkan agama Islam dibentuk pada zaman Jepang adalah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) pada tanggal 22 November 1943.
Ada dua strategi yang digunakan para pejuang Indonesia dalam menghadapi pemerintah penduduk Jepang, yakni :
- Kooperatif, cara bekerja sama dengan Jepang, dengan mengikuti organisasi-organisasi Jepang. Dengan demikian mereka mendapat pelajaran militer dari organisasi-organisasi tersebut.
- Non kooperatif penduduk strategi non kooperatif, tidak mau bekerjasama dengan Jepang mereka membentuk organisasi, antara lain :
- Kelompok Syahrir, beranggotakan kaum terpelajar di berbagai kota.
- Kelompok Amir Syarifudin yang antifasis dan menolak bekerja sama dengan Jepang
- Golongan Persatuan Mahasiswa yang sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa kedokteran
- Kelompok Sukarni, yang anggotanya antara lain Adam Malik, Pandu Wiguna, Chaerul Saleh dan Maruto Mitimiharjo
- Golongan Kaigun, yang anggotanya bekerja pada angkatan laut Jepang
- Pemuda Menteng, yang bermarkas di Gedung Menteng 31 Jakarta.
Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
- Perlawanan rakyat Cot Plieng dekat Lhok Seumawe, Aceh. Perlawanan ini terjadi pada tanggal 10 November 1942 Tengku Abdul Jalil.
- Pemberontakan di Singaparna, Tasikmalaya pimpinan K.H. Zainal Mustafa, hari jum’at tanggal 25 Februari 1944 yang disebabkan oleh penolakan untuk melakukan seikerei.
- Pemberontakan rakyat di Biak
- Pemberontakan rakyat di Indramayu
Akhir Kekuasaan Jepang di Indonesia
Pada akhir tahun 1944, Jepang semakin terdesak, beberapapusat pertahanan di Jepang termasuk kepulauan saipan jatuh ke tangan Amerika Serikat. Terdesaknya pasukan Jepang diberbagai front menjadi berita menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Harapan bangsa Indonesia agar terjadi perubahan sikap terhadap penguasa Jepang ternyata terwujud. Jepang semakin terpuruk, semangat tempur tentara Jepang makin merosot dan persediaan senjata dan amunisi terus berkurang dan banyak kapal perang yang hilang, keadaan semakin diperburuk dengan perlawanan rakyat yang semakin menyala. Pada tanggal 17 Jui 1944, Jenderal Hideki Tojo diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso.
Pada tanggal 7 september 1994 jenderal koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dikemudian hari. Pada 1 Maret 1945, panglima Jepang letnan jenderal kumakici horada mengumumkan pembentukan badan penyelidikan usaha-usaha persiapan kemerdekan Indonesia (BPUPKI). Seiring berjalannya BPUPKI pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom atom oleh sekutu dan pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkannya BPUPKI dan dibentuklah PPKI (Panitia persiapan kemerdekana Indonesia). PPKI yang dipimpin oleh ir. Soekarno beserta Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Widyadiningrat berangkat ke dalat, vietnam pada 2 Agustus 1945 bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemerdekaan Indonesia. Bersamaan dengan itu ktoa nagasaki dibom atom oleh sekutu. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu dan berakhirnya juga masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih