Kejayaan dan Kemunduran Majapahit

kejayaan majapahitPada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada wilayah kekuasaan Majapahit ialah Jawa, Sumatra, Tanjungpura (Kalimantan), Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Irian, dan Semenanjung Malaka, Tumasik (Singapura) dan daerah-daerah pulau di sekitarnya. Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara yang jauh, seperi Siam, Champa, dan Cina. Negara-negara tersebut dianggap sebagai”Mitreka Satata” (negara sahabat yang berkedudukan sama). Pada masa ini kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan dan tumbuh menjadi Kerajaan terbesar di Indonesia.

Faktor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar ialah sebagai berikut.

  1. Letak Majapahit secara geografis sangat baik, yaitu di tengah-tengah wilayah Indonesia, sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia baik secara politik maupun ekonomi.
  2. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari, sehingga hubungan dengan dunia luar sangat mudah.
  3. Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasil pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
  4. Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan Jawa Timur yang merintisnya, khususnya Singasari di bawah Kertanegara. Gagasan Nusantara telah diperoleh dan pelaksanaannya sebagian telah dilakukan.
  5. Timbulnya tokoh-tokoh negarawan seperti R. Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih Gajah Mada yang melaksanakan gagasan Nusantara dengan “Sumpah Palapa”nya.
  6. Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia, Sriwijaya sudah makin lemah setelah serangan dari Cholamandala; sedangkan Kediri makin lemah akibat siasat yang dilakukan oleh R. Wijaya.
  7. Di luar Indonesia tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang. Kerajaan Cholamandala di India dan dinasti Yuan di Cina terpecah-pecah setelah raja/kaisar besarnya meninggal.

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara. Pada saat itulah cita-cita Gajah Mada dengan Sumpah Palapa berhasil diwujudkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut. Pada tahun 1364 M, Gajah Mada meninggal dunia. Hal itu merupakan kehilangan yang sangat besar bagi Majapahit. Kemudian pada tahun 1389 Raja Hayam Wuruk meninggal dunia. Hal ini menjadi salah satu penyebab surutnya kebesaran Kerajaan Majapahit di samping terjadinya pertentangan yang berkembang menjadi perang saudara.

Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Majapahit hingga runtuh antara lain:

  1. Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
  2. Terjadinya perang saudara, di antaranya yang terkenal adalah Perang Paregreg (1401– 1406) yang dilakukan oleh Bhre Wirabhumi melawan pusat Kerajaan Majapahit. Bhre Wirabhumi diberi kekuasaan di wilayah Blambangan. Namun, ia berambisi untuk menjadi raja Majapahit. Dalam cerita rakyat, Bhre Wirabhumi dikenal sebagai Minakjingga yang dikalahkan oleh Raden Gajah atau Damarwulan. Selain perang saudara, terjadi juga usaha memisahkan diri yang dilakukan Girindrawardhana dari Kediri (1478).
  3. Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Struktur pemerintahan Majapahit yang mirip dengan sistem negara serikat pada masa modern dan banyaknya kebebasan yang diberikan kepada daerah memudahkan wilayah-wilayah jajahan untuk melepaskan diri begitu diketahui bahwa di pusat pemerintahan sedang kosong kekuasaan
  4. Masuk dan berkembangnya agama Islam.
  5. Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada dua pendapat : Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri. Peristiwa tersebut diberi candrasengkala “Hilang Sirna Kertaning Bhumi” yang berarti tahun 1400 Saka/1478 M. pendapat lain mengatakan bahwa runtuhnya Majapahit pada Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa.
No Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *