Corak kehidupan Masyarakat Pra-aksara

corak kehidupan manusia purbaZaman pra-aksara adalah masa dimana tidak ditemukannya tulisan. Berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik. Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah. Dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan

Masa berburu dan mengumpulkan makanan, kadang juga digunakan istilah meramu makanan, adalah corak kehidupan dasar dari masyarakat pra-aksara. Kehidupan sangat sederhana, tergantug pada alam. Manusia purba berpindah-pindah atau nomaden dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan makanan (food gathering). Manusia purba pada tahap ini tinggal berkelompok di daerah sekitar sungai yang subur, dan juga gua-gua karang (abris soche rouche) agar terhindar dari panas dan hujan serta binatang buas. Pada dinding gua terdapat lukisan yang menggunakan cat merah dari daun daunan.

Alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah berupa kapak perimbas atau kapak genggam yang berupa batu belum dihaluskan dan tidak bertangkai. Kapak perimbas ditemukan sekiat Pacitan dan Ngandong oleh Von Koenigswald. Selain kapak genggam juga ditemukan alat-alat dari tulang yang digunakan sebagai alat serpih yaitu alat penusuk, alat melubangi (gurdi) dan sebagai pisau.  Peninggalan pada masa berburu dan meramu yang lain yaitu Kjokkenmoddinger atau sampah dapur yaitu tumpukan kulit kerang.

Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Pada masa bercocok tanam timbul revolusi perdaban yakni perubahan corak hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan sendiri (food producing), perubahan dari yang hidup berpindah-pindah (nomaden) menjadi hidup menetap (sedenter). Manusia sudah tidak lagi sangat tergantung pada alam. Mereka sudah menghasilkan makanan sendiri dan beternak. Pada masa ini manusia sudah bisa membuat rumah. Selain itu corak kehidupan juga sudah lebih maju dengan adanya perdagangan secara barter yaitu tukar menukar barang dengan barang.

Alat yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, dan mata panah. Kapak persegi dan kapak lonjong digunakan untuk alat pertanian. Kedua kapak tersebut sudah dibuat halus pada bagian tertentu.  kapak persegi tersebar di wilayah-wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan kapak lonjong tersebar di wilayah-wilayah Indonesia bagian timur. Pada masa ini sudah ada teknik pembuatan gerabah. Selain itu pada masa ini juga diperkirakan masyarakat pra-aksara sudah menggunakan bahasa untuk komunikasi.

Masa perundagian

Perungangian berasal dari kata undagi yang artinya sama dengan tukang atau seseorang yang memiliki keterampilan atau ahli dalam pekerajaan tertentu.  Masing-masing orang bekerja sesuai dengan keterampilan masing-masing, sehingga sudah ada spesialisasi dalam bekerja. Kehidupan manusia purba sudah teratur dan hidup secara permanen. Sistem irigasi untuk pertanian mulai ada pada masa ini.

Peninggalan masa perundagian berupa alat-alat dari logam. Terdapat dua teknik dalam pembuatan alat-alat dari logam yaitu teknik cire perdue dan bivalve.  Alat-alat yang dihasilkan pada zaman perundagian antara lain Nekara, Moko, Kapak Perunggu atau Kapak Corong, Cendrasa, mata panah dan tombak, perhiasan, serta alat-alat pertanian.

Untuk materi lebih lengkap tentang ZAMAN PRA AKSARA DI INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

No Comments