Zaman Pra-aksara

zaman pra aksaraPra-aksara terdiri dari dua kata pra dan aksara, pra berarti sebelum dan aksara adalah tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat ditemukan.

Sejarah pada masa pra aksara dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.

Selama ini kebanyakan orang mengartikan sama antara pra-aksara dengan zaman pra sejarah. Pada hakikatnya berbeda, pra-aksara adalah zaman ketika manuisa belum memiliki tulisan  sedangkan pra sejarah terdiri dari Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk menggantikan istilah prasejarah.

Terdapat berbagai pembabakan zaman pra aksara, antara lain berdasarkan pembentukan muka bumi, berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan, dan berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-aksara.

Berdasarkan pembentukan muka bumi atau lebih dikenal dengan pembabakan secara geologi. Berdasarkan proses terbentuknya muka bumi, maka zaman pra-aksara dibagi menjadi (1) Arkaikum, (2) Paleozoikum, (3) Mesozoikum dan (4) Neozoikum. Setiap pembabakan tersebut berdasarkan kondisi bumi, dari yang awalnya berbentuk bola panas hingga kondisi stabil dan bisa ditempati manusia. Dari yang awalnya tidak ada malhuk hidup. muncul manusia purba hingga muncul manusia modern.

Berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan atau berdasarkan arkeologi. Zaman pra-aksara dibagi menjaid  zaman batu dan zaman logam. Pembabakan ini berdasarkan bahan baku alat-alat kehidupan yang digunakan oleh manusia purba. Zaman batu berarti alat-alatnya sederhana, sebagian besar terbuat dari batu, meski juga ada alat dari tulang belulang dan kayu. Sedangkan zaman logan, alat-alat yang digunakan terbuat dari logam.

Zaman batu dibagi menjadi (1) Paleolitikum, (2) Mesolitikum, (3) Neolitikum, dan (4) Megalitikum. Pembagian ini berdasarkan kehalusan dari batu yang digunakan, Pada awalnya alat yang digunakan masih sangat sederhana yaitu batu yang masih sangat kasar, lama-lama dihaluskan pada bagian-bagian tertentu. Alat-alat dari batu digunakan untuk berburu dan juga untuk ritual memuja roh nenek moyang.

Sedangkan zaman logam dibagi menjadi zaman besi, tembaga dan perunggu. Terdapat dua teknik pembuatan logam yaitu teknik cire perdue dan teknik bivalve. Teknik cire perdue atau cetakan lilin memiliki kelebihan bentuk alat dari perunggu yang dihasilkan lebih bagus sedangkan kekurangannya hanya bisa sekali digunakan. Sedangkan teknik Bivalve atau cetakan setangkap terbuat dari batu sehingga bisa digunakan berulang kali, namun alat yang dihasilkan bentuknya tidak seindah dengan menggunakan teknik cire perdue. Di Indonesia, pada zaman logam tidak mengenal zaman tembaga, dikarenakan tidak ditemukannya alat alat dari tembaga.

Pembabakan yang terakhir adalah berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik. Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah. Dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri.

Terkait dengan masa berakhirnya zaman pra-aksara masing-masing tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar abad ke-5 M. Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal tulisan  sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Pada prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India. Hal ini menandakan masuknya pengaruh India di Indonesia.

Tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan adalah sebagai berikut.

  1. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis, dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares (tokoh yang dianggap memiliki kekuatan lebih) dalam bentuk kesukuan.
  2. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
  3. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya.
  4. Sudah mengenal sistem persawahan.
  5. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah berani mengarungi laut luas.
  6. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue.
  7. Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
  8. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Untuk materi lebih lengkap tentang ZAMAN PRA AKSARA DI INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

No Comments