Faktor Penyebab GOLKAR selalu menang Pemilu Orde Baru

Golongan Karya atau Golkar merupakan salah satu kekuatan politik di Indonesia yang masih bertahan sampai sekarang. Golkar tidak bisa dilepaskan dari adanya Sekretariat Bersama Golongan Karya yang sudah muncul pada tahun 1964. Golkar dibentuk pada tanggal 20 Oktober 1964.  Golkar merupakan gabungan dari berbagai organisasi pemuda, wanita, sarjana, buru, tani dsb. Ketua Golkar pertama yaitu Brigjen Djihartono. Organisasi yang terhimpun dalam Sekber golkar antara lain KOSGORO, SOKSI, MKGR, HANKAM, GAKARI, organisasi profesi, dan gerakan pembangunan.

Pada masa Orde Baru, Golkar merupakan salah satu mesin utama presiden Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai presiden Indonesia. Golkar menang pemilu, Soeharto seakan otomatis menjadi presiden Indonesia. Perlu kita ingat, bahwa sistem pemilu dulu dengan sekarang berbeda. Zaman Orde Baru, presiden dipilih oleh anggota MPR-DPR. Kalau MPR dan DPR dikuasai oleh Golkar secara tidak langsung Soeharto menjadi presiden Indonesia yang mampu berkuasa selama 32 tahun.

Pada awalnya Golkar bukanlah partai politik, melainkan organisasi masyarakat (Ormas). Pada pemilu Orde Baru antara lain 1971, 1977, 1982, 1982, 1987, 1992 dan 1997, Golkar selalu keluar sebagai pemenang pemilu. Suara yang didapatkan oleh Golkar selalu diatas 60% dan tertinggi 74% yaitu pada pemilu 1997.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi???

Berikut beberapa penyebab Golkar selalu memenangkan Pemilu pada masa Orde Baru:

  1. Mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia karena ikut menghancurkan kekuatan komunis setelah peristiwa G 30 S/PKI
  2. Peraturan monoloyalitas PNS yang dibuat oleh Orde Baru yang mana semua PNS dan keluarganya harus memilih Golkar.
  3. Adanya kebijakan dari presiden Soeharto mengenai fusi partai politik partai partai Islam digabungkan dalam PPP, sedangkan nasionalis di PDI
  4. Terjadinya perselisihan dalam partai pesaing sehingga banyak kadernya yang lari ke partai Golkar.
  5. Jabatan jabatan penting diisi oleh kader partai Golkar. Selain itu Golkar selalu mendapatkan kemudahan kemudahan, misalnya saja dalam hal kampanye.
  6. Adanya kebijakan masa mengambang, yakni partai politik tidak boleh mendirikan cabangnya di desa desa. Sedangkan dalam hal ini Golkar bukanlah partai, sehingga kebijakan ini sangat menguntungkan Golkar
  7. Pengerahan segala kekuatan baik itu militer maupun birokrasi untuk kemenangan Golkar.
  8. Kerberhasilan dari pemerintahan Soeharto juga merupakan keberhasilan dari Golkar.
  9. Adanya diskriminasi terhadap daerah yang dimana Golkar tidak keluar sebagai pemenang pemilu

Pada Pemilu pertama setelah reformas yakni Pemilu 1999, untuk pertama kalinya Golkar kalah. Pemilu yang diikuti oleh 48 partai politik, suara Golkar hanya mencapai 22,4%. Golkar duduk diperingkat kedua dibawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh Megawati Seokarnoputri.

Pada Pemilu 2004 yang diikuti oleh 24 partai politik, Golkar berhasil kembali memperoleh suara terbanyak yakni 21,58%.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *