Penyebab Kemiskinan

kemiskinanKemiskinan absolut (absolute poverty) merupakan sejumlah penduduk yang tidak mampu untuk mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Mereka hidup di bawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu atau di bawah “garis kemiskinan internasional”. Secara ekonomis, kemiskinan menggambarkan keadaan rumah tangga atau penduduk yang tidak mampu memenuhi kehidupan hidup tertentu.

Kemiskinan adalah kurangnya pendapatan yang diterima seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.  Seseorang disebut miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok dirinya sendiri meliputi sandang, pandang, dan papan serta orang lain disekitarnya.

Menurut Dawam Rahardja(1995:146-147), kondisi kemiskinan disebabkan oleh faktor yang berbeda, diantaranya adalah

  1. Kesempatan kerja. Seseorang itu miskin karena menganngur, sehingga tidak memperoleh penghasilan atau kalau bekerja tidak penuh, baik dalam ukuran hari, minggu, bulan, atau tahun. Hal yang kedua itu sering disebut sebagai gejala setengah menganggur (disguised unemployment). Apabila orang yang bersangkutan memperoleh pekerjaan dengan upah atau gaji yang memadai, maka orang tersebut akan terbebas dari kemiskinan.
  2. Upah gaji di bawah standar minimum. Seseorang bisa memiliki pekerjaan tertentu, misalnya di pabrik yang modern. Tetapi jika upahnya di bawah standar, sementara itu pengeluarannya cukup tinggi, maka orang tersebut juga tergolong miskin. Kemiskinan seperti itu diatasi dengan meningkatkan tingkat upah, baik atas keputusan perusahaan atau atas ketetapan pemerintah. Di sektor informal, pemerintah tidak punya jangkauan pengaruh. Bahkan organisasi buruh juga tidak bisa menjangkau ke sektor industri informal tersebut.
  3. Produktivitas kerja yang rendah. Lebih dari 60% insiden kemiskinan terdapat di sektor pertanian. Pada umumnya kemiskinan di sektor ini disebabkan karena produktivitas yang masih rendah. Pengentasan kemiskinan dapat dengan meningkatnya produktivitas.
  4. Ketiadaan aset. Di bidang pertanian, kemiskinan terjadi karena petani tidak memiliki lahan atau kesempatan untuk mengolah lahan. Disini ada perbedaan antara pemilikan dan penguasaan lahan.Petani yang tidak memiliki lahan atau hanya memiliki lahan sempit belum tentu miskin asalkan mempunyai lahan garapan. Hanya saja, dengan menyewa atau menyakap, pendapatan yang diterima tentu lebih kecil dibandingkan dengan pemilik lahan.
  5. Kemiskinan bisa juga terjadi karena diskriminasi seks. Dari data upah diketahui bahwa penghasilan perempuan per bulan itu rata-rata 56,0% saja dari penghasilan laki-laki. Jika itu merupakan tambahan bagi penghasilan keluarga, maka penghasilan perempuan ikut mengangkat keluarga dari kemiskinan. Tetai bagi wanita mandiri, misalnya yang belum kawin atau menjanda, maka hal itu berarti kemiskinan.
  6. Tekanan Harga. Pendapatan yang rendah bukan hanya disebabkan karena rendahnya produktivitas,melainkan juga karena tekanan harga. Hal ini terutama berlaku pada petani kecil dan pengrajin dalam industri rumah tangga.
  7. Penjualan tanah. Penjualan tanah baik tanah pertanian, pertambakan atau perumahan bisa menimbulkan kejatuhan dan akhirnya kemiskinan.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *