Zaman Neolitikum
|Zaman Neolitikum artinya zaman batu baru (muda). Di Indonesia zaman neolitikum diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 SM. Manusia pendukung dari kebudayaan Neolitikum adalah Homo Sapiens. Pada zaman neolitkum terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang. Pada masa ini terjadi revolusi kehidupan dari yang awalnya mengumpulkan makanan menjadi menghasilkan makanan sendiri.
Ciri dari zaman Neolitikum:
- Food producing (menghasilkan makanan), yaitu dengan bercocok tanam dan memelihara ternak.
- Kehidupan menetap di rumah panggung untuk menghindari binantang buas
- Adanya perubahan pola hidup (Revolusi kebudayaan) yakni pola hidup yang awalnya berpindah-pindah menjadi menetap.
Alat hidup pada zaman Neolitikum adalah Kapak Persegi dan Kapak Lonjong. Nama kapak persegi berasal dari penyebutan oleh von Heine Geldern. Penamaan ini dikaitkan dengan bentuk alat tersebut. Kapak persegi ini berbentuk persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Ukuran alat ini juga bermacam-macam. Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau pacul (cangkul), bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti cangkul zaman sekarang
Sementara yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah. Penyebaran alat-alat ini terutamadi Kepulauan Indonesia bagian barat, seperti Sumatra, Jawa dan Bali. Diperkirakan sentra-sentra teknologi kapak persegi ini ada di Lahat(Palembang), Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya(Jawa Barat), kemudian Pacitan-Madiun, dan diLereng Gunung Ijen (Jawa Timur). Yang menarik,di Desa Pasirkuda dekat Bogor juga ditemukan batu asahan. Kapak persegi ini cocok sebagai alat pertanian.
Penamaan Kapak lonjong ini disesuaikan dengan bentuk penampang alat ini yang berbentuk lonjong. Bentuk keseluruhan alat ini lonjong seperti bulat telur . Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak yang ukuran besar sering disebut walzenbeil dan yang kecil dinamakan kleinbeil. Penyebaran jenis kapak lonjong ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian timur, misalnya di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.
Pada zaman Neolitikum, di samping berkembangnya jenis kapak batu juga ditemukan barang-barang perhiasan, seperti gelang dari batu, juga alat-alat gerabah atau tembikar.